Senin, 05 Desember 2011

Apakah Yesus masih relevan sekarang?

Siapa Yesus Sebenarnya?
Apakah penemuan-penemuan manuskrip kuno terbaru mengungkapkan Yesus
yang berbeda. Atau..... apakah bukti-bukti itu justru mengungkapkan bahwa
Yesus di dalam Perjanjian Baru adalah Yesus yang sesunguhnya.
Para Ahli Meneliti Fakta-Fakta:
Siapa --- atau itukah Yesus Kristus? Orang Kristen memuliakan Dia sebagai Allah. Tapi
Ketua Ateis Amerika, Ellen Johnson, mengklaim Yesus tidak pernah ada. Yang lain
mengatakan Yesus adalah seorang penipu. Buku Kode Da Vinci menyimpulkan Yesus
adalah orang besar yang ke-Tuhan-annya diciptakan oleh gereja-gereja abad ke 4.
Y-Yesus meneliti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kelompok-kelompok kritis
dan orang percaya: Apakah bukti-bukti paling akhir meniadakan atau memperkuat
gambaran Yesus yang diberikan kepada kita di dalam Perjanjian Baru? Dan apakah ada
bukti-bukti atas klaim Dia bangkit dari kematian?
Baca Bukti-Buktinya :
Artikel di bawah ini dari majalah Y-Yesus.
• Apakah Yesus benar-benar ada?
• Apakah ada Konspirasi Da Vinci?
• Apakah Yesus itu Allah?
• Apakah Injil itu benar?
• Apakah Yesus itu Mesias?
• Apakah Yesus benar-benar bangkit dari kematian?
• Apakah Yesus masih relevan sekarang?
Unduh Atau Pesan Majalah Y-Yesus:
• Artikel individual bisa di unduh gratis dalam bentuk PDF
• Majalah bisa dipesan per-satuan atau dalam jumlah banyak.
KENAPA YESUS ?
Apakah Yesus masih relevan sekarang ini?
Banyak orang berpandangan Kristus menghendaki kita jadi orang religius. Mereka pikir
Yesus datang dan mengambil semua kesenangan hidup, dan memberi kita aturan-aturan,
yang tidak mungkin dijalankan, hidup. Mereka bersedia menyebut Dia pemimpin besar
dari masa lalu, tapi mengatakan Dia tidak relevan dengan kehidupan masa kini.
Josh McDowell adalah mahasiswa yang diajarkan bahwa Yesus cuma salah satu
pemimpin religius yang menetapkan aturan hidup, yang tidak mungkin dijalankan. Dia
pikir Yesus sama sekali tidak relevan dalam hidupnya.
Kemudian, satu hari, pada saat makan siang seorang mahasiswi duduk disebelah Mc
Dowell dengan senyuman lebar. Merasa tertarik, dia bertanya kenapa dia begitu bahagia.
Jawaban langsungnya adalah,, “Yesus Kristus!”
2
Yesus Kristus? pikir McDowell, yang balik mengatakan
“Oh, demi Tuhan, jangan beri saya sampah itu. Saya muak dengan agama; saya muak
dengan gereja; saya muak dengan Alkitab. Jangan beri saya sampah tentang agama.”
Tapi tanpa terganggu rekan mahasiswi itu dengan tenang menjelaskannya,
"Tuan, saya tidak katakan agama, saya katakan Yesus Kristus."
McDowell kaget. Dia tidak pernah memandang Yesus lebih dari sekedar tokoh agama,
dan tidak ingin jadi bagian dari kemunafikan religius. Namun perempuan Kristen, yang
gembira ini, berbicara tentang Yesus sebagai seseorang yang membawa arti kehidupan
kepadanya.
Kristus mengklaim akan menjawab semua pertanyaan mendalam mengenai eksistensi
kita. Pada satu saat, kita semua akan mempertanyakan apa arti kehidupan itu. Apakah
anda pernah melihat ke langit, yang gelap gulita, dan merenungkan siapa yang menaruh
bintang-bintang itu di sana? Atau apakah anda pernah melihat matahari terbenam dan
berpikir tentang pertanyaan terbesar dalam hidup:
• "Siapa saya?”
• “Kenapa saya ada di sini?”
• “Kemana saya pergi setelah meninggal?”
Meski para filsuf dan pemimpin agama lain menawarkan jawaban tentang arti kehidupan,
hanya Yesus Kristus membuktikan kredensial-Nya ( apa yang dikatakanNya) dengan
bangkit dari kematian. Skeptis seperti McDowell, yang pada awalnya mengejek
kebangkitan Yesus , telah menemukan bahwa ada bukti, yang banyak, bahwa hal itu
benar-benar terjadi.
Yesus menawarkan hidup dengan arti yang sebenarnya. Dia mengatakan hidup lebih
besar dari mengumpulkan harta, bersenang-senang, sukses, dan berakhir di kuburan.
Kendati begitu, masih banyak orang mencoba menemukan arti kehidupan dalam
ketenaran dan kesuksesan, bahkan juga bintang-bintang terbesar..
Madonna mencoba menjawab pertanyaan, "Kenapa saya di sini?" dengan menjadi
seorang penyanyi terkenal (diva), mengakui, "Bertahun-tahun lalu saya pernah berpikir
bahwa ketenaran, kekayaan, dan penerimaan publik akan memberikan kebahagiaan bagi
saya. Tapi satu hari kamu akan bangun dan menyadari bukan hal seperti itu. Saya masih
merasa kurang. Saya ingin tahu arti kebenaran dan kebahagiaan sejati dan bagaimana
saya menemukannya."[1]
Yang lain sudah menyerah untuk menemukan arti kehidupan itu, Kurt Cobain, vokalis
Nirvana, grup band grunge asal Seattle, putus asa pada usia 27 tahun dan bunuh diri.
Kartunis era Jazz, Ralp Barton, juga menemukan hidup tanpa arti, dan meninggalkan
pesan bunuh dirinya, "Saya punya beberapa kesukaran, banyak teman, sukses hebat; saya
sudah berpindah dari satu isteri ke isteri yang lain, dan dari rumah ke rumah,
mengunjungi negara-negara di dunia, tapi saya muak dengan upaya menemukan alat-alah
untuk mengisi 24 jam sehari"[2]
Pascal, filsuf besar Perancis percaya kekosongan hati yang kita semua alami hanya bisa
diisi oleh Allah. Dia mengatakan, "Allah membentuk ruang vakum di hati setiap orang
3
yang hanya bisa diisi oleh Yesus Kristus"[3] Jika Pascal benar, maka kita akan berharap
Yesus tidak hanya menjawab pertanyaan tentang identitas kita dan arti kehidupan, tapi
juga memberi kita harapan akan kehidupan setelah kematian.
Apakah ada arti kehidupan, tanpa Allah? Tidak menurut ateis Bertrand Russell, yang
menulis,"Sampai anda berasumsi adanya allh, pertanyaan tujuan hidup itu tidak ada
artinya." Russell sediri menyerah dengan menyatakan akan "membusuk" di kuburnya.
Dalam bukunya, Why I am not a Christian(Kenapa saya bukan orang Kristen), Russell
membantah semua yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan, termasuk janjiNya akan
kehidupan kekal.
Tapi jika Yesus benar-benar mengalahkan kematian seperti klaim para saksi mata, (Lihat
“Apakah Yesus Bangkit dari Kematian?/a0>”) maka Dia sendiri yang bisa mengatakan
kepada kita apa kehidupan itu sebenarnya, dan menjawab, "Kemana saya pergi (setelah
kematian)?" Untuk mengerti bagaiamana firman Yesus, kehidupan dan kematiannya bisa
membangun identitas kita, memberi kita arti kehidupan, dan juga memberi harapan masa
depan, kita perlu memahami apa yand Dia katakan tentang Allah, mengenai diri kita, dan
mengenai diriNya.
Apa yang Yesus katakan tentang Allah?
Allah Itu Relasional.
Banyak orang berpendapat Allah lebih sebagai sebuah kekuatan bukan satu pribadi, yang
bisa kita kenal dan bergaul denganNya. Allah yang disebutkan Yesus bukanlah kekuatan
impersonal di Star Wars, yang kebaikannya bisa diukur dalam voltase. Dia juga bukan
sosok besar menakutkan di angkasa, yang senang membuat hidup kita sengsara.
Sebaliknya, Allah itu relasional seperti kita, tapi lebih dalam lagi. Dia berpikir, Dia
mendengar. Dia berkomunikasi dalam bahasa yang kita pahami. Yesus menjelaskan
kepada kita dan memperlihatkan Allah itu seperti apa. Menurut Yesus, Allah tahu setiap
kita dengan sangat baik dan personal, dan terus memikirkan kita.
Allah Itu Kasih
Dan Yesus mengatakan kepada kita, Allah itu kasih. Yesus mendemonstrasikan kasih
Allah kemanapun Dia pergi, ketika Dia menyembuhkan orang sakit dan menolong yang
disakiti dan miskin.
Kasih Allah sangat berbeda secara radikal dengan (kasih) kita, karena tidak berdasarkan
ketertarikan atau penampilan. Kasih (Allah) itu secara total mengorbankan diri dan tidak
mementingkan diri. Yesus membandingkan kasih Allah dengan kasih bapa/ayah yang
sempurna. Ayah yang baik menghendaki yang terbaik untuk anak-anaknya, berkorban
untuk mereka, dan memberikan (kebutuhan) mereka. Tapi untuk kepentingan terbaik
mereka, dia juga mendisiplinkan mereka.
Yesus mengilustrasikan hati kasih Allah dengan cerita tentang seorang anak, yang
memberontak, dan menolak nasehat ayahnya mengenai kehidupan dan apa yang penting.
Kesombongan dan keinginan-diri, anak itu berhenti bekerja dan "hidup semaunya".
Daripada menunggu sampai ayahnya membagi warisan, dia mulai memaksa ayahnya
untuk memberikan warisan itu kepadanya.
4
Dalam cerita Yesus, ayahnya memberi permintaan anaknya. Tapi keadaan buruk
menimpa anaknya. Setelah menghabiskan uang untuk bersenang-senang, anak
pemberontak itu terpaksa bekerja di peternakan babi. Ketika dia begitu lapar bahkan
makanan babi kelihatan enak (diceritakan dia memakan makanan babi). Putus asa dan
tidak yakin ayahnya akan menerimanya kembali, dia membereskan tasnya dan pulang ke
rumah.
Yesus menceritakaan kepada kita bukan saja sang ayah menyambutnya, tapi dia lari
memeluknya. Dan kemudian secara radikal total dalam kasihnya, sang ayah
menyelenggarakan pesta besar untuk merayakan kembalinya si anak.
Ini sangat menarik, kendati ayahnya sangat mengasihi putranya, dia tidak mengejarnya.
Dia membiarkan sang anak, yang dikasihinya, merasakan kesakitan dan penderitaan
karena konsekuensi pilihan pemberontakannya. Dengan cara yang sama, ayat-ayat
Alkitab mengajarkan kasih Allah tidak pernah mengkompromikan tentang apa yang
terbaik untuk kita. Kasih iatu akan membiarkan kita menderita atas pilihan-pilihan salah
kita.
Yesus juga mengajarkan Allah tidak akan pernah mengkompromikan karakterNya.
Karakter adalah siapa kita adanya. Itu adalah esensi kita, dimana berasal pikiran-pikiran
dan tindakan kita berasal. Jadi seperti apa Allah --- esensinya?
Allah Itu Suci
Disepanjang Alkitab (hampir 600 kali), Allah disebut sebagai "suci". Suci artinya
karakter Allah secara moral murni dan sempurna dalam semua jalanNya. Sempurna. Ini
berarti Dia tidak pernah mempunyai pikiran tidak murni atau inkonsisten dengan
kesempurnaan eksistensi moralNya.
Karena itu, kesucian Allah berarti Dia tidak bisa hadir jika ada kejahatan. Karena
kejahatan bertentangan dengan keberadaan Allah, Dia membencinya. Itu seperti polusi
bagiNya.
Tapi jika Allah itu Suci dan menolak kejahatan, kenapa Dia tidak membuat karakter kita
seperti Dia. Kenapa ada yang melecehkan anak-anak, pembunuh, pemerkosa, dan
penyesat. Dan kenapa kita terus berjuang dengan pilihan-pilihan moral kita sendiri? Hal
ini membawa kita lebih lanjut pada pencarian kita akan arti (kehidupan). Apa yang Yesus
katakan mengenai diri kita?
Apa yang Yesus katakan tentang Allah?
Diciptakan Untuk Berhubungan Dengan Allah
Jika anda membaca seluruh Perjanjian Baru, anda akan menemukan bahwa Yesus terusmenerus
berbicara tentang nilai yang tinggi (berharga) diri kita bagi Allah, mengatakan
kepada kita bahwa Allah menciptakan kita untuk jadi anakNya.
Bintang rock band Irlandia, U2, Bono menegaskan dalam sebuah wawancara," Konsep
mengejutkan bahwa Allah pencipta alam semesta mungkin mencari teman, hubungan
sungguh-sungguh dengan manusia….”5 Dengan kata lain, sebelum alam semesta
diciptakan, Allah berencana untuk mengadopsi kita menjadi keluargaNya. Tidak hanya
5
itu, tapi Dia merencanakan warisan luar biasa bagi kita. Seperti ayah pada inti cerita
Yesus, Allah ingin melimpahkan kita sebuah warisan berkat, yang tidak terbayangkan,
dan hak istimewa. Di mataNya, kita spesial (khusus).
Kebebasan Memilih
Dalam sebuah film, Stepford Wives, lemah, terbaring, orang serakah dan pembunuh ini
telah menciptakan robot-robot penurut dan patuh untuk menggantikan isteri-isteri
mereka, yang bebas, dan mereka nilai sebagai ancaman. Kendati laki-laki diharapkan
mencintai isteri-isteri mereka, mereka menggantikannya dengan mainan untuk
memaksakan kepatuhan.
Allah bisa membuat kita seperti itu ---- manusia robot (iPeople) diprogram untuk
mengasihi dan mematuhi Dia, program puji-pujian dimasukkan kepada kita seperti
"screensaver". Tapi akibatnya kasih karena terpaksa kita tidak ada artinya. Allah ingin
kita mengasihi Dia dengan bebas. Dalam hubungan sebenarnya, kita ingin seseorang
mencintai kita apa adanya, bukan karena paksaan --- kita lebih suka tambatan jiwa
daripada pengantin, yang dipesan sebelumnya. Søren Kierkegaard menyimpulkan dilema
dalam kisah ini.
Andaikan ada seorang raja yang mencintai pelayan sederhananya. Raja itu tidak seperti
raja-raja lain. Semua pejabat negara gemetar dihadapan kuasanya ..... dan tetap saja raja,
yang sangat kuat ini, meleleh karena cinta terhadap pelayan sederhana itu. Bagaimana dia
menyatakan cintanya kepada pelayan itu? Dalam cara yang tidak biasa, dia terikat oleh
"wibawa raja". Jika dia membawaya ke istana dan memahkotai dia dengan permata ... dia
pasti tidak akan menolak --- tidak seorangpun berani menolak dia. Tapi apakakh dia
mencintainya? Tentu saja dia akan mengatakan dia mencintainya, tapi apakah sungguhsungguh?[
6]
Anda lihat masalahnya. Ini masalah yang lebih sederhana: bagaimana anda putus dengan
pacar, yang sudah tahu segalanya? (“Ini tidak berhasil buat kita, tapi saya rasa kamu
sudah tahu.”) Namun untuk memungkinkan saling mencintai, Allah menciptakan
manusia dengan kapasitas unik: kehendak bebas.
Pemberongakan Melawan Hukum Moral Allah
C.S. Lewis menjelaskan meski kit secara internal diprogram dengan keinginan untuk
mengetahui Allah, kita memberontak atas itu sejak saat kita lahir.[7] Lewis juga memulai
penelitiannya dengan motifnya sendiri, dimana dia menemukan bahwa dia secara instink
tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Lewis heran darimana rasa salah dan benar ini datangnya. Kita semua mengalami rasa
salah dan benar ketika kita membaca Hitler membunuh enam juta orang Yahudi, atau
seorang pahlawan mengorban nyawanya untuk orang lain. Kita, secara insting, tahu
bahwa salah untuk berbohong dan curang. Rasa pengakuan inilah, kita di dalam hati telah
diprogram dengan hukum moral, yang membuat seorang mantan ateis mencapai
kesimpulan pasti ada "pemberi hukum" moral.
Sebenarnya, menurut Yesus dan Alkitab, Allah telah memberi kita hukum moral untuk
dipatuhi.. Dan bukan hanya menolak berhubungan dengan Allah, kita juga telah
melanggar hukum-hukum moral yang telah ditetapkan Allah. Sebagian besar dari kita
mengetahui Sepuluh Perintah Allah:
6
“Jangan berbohong, mencuri, membunuh, berzinah, dan seterusnya." Yesus
menyimpulkannya dengan mengatakan kita harus mengasihi Allah dengan seluruh
jiwa kita dan sesama manusia seperti diri kita sendiri. Dosa, karena itu, tidak
hanya melakukan kesalahan ketika kita melanggar hukum, tapi juga kegagalan
kita melakukan apa yang benar.
Allah membuat alam semesta dengan hukum-hukum yang mengatur segalanya. Hukumhukum
ini tidak bisa dihindarkan dan tidak berubah. Ketika Einstein menemukan formula
E=MC2 dia membuka misteri energi nuklir. Campur bahan-bahan yang tepat dengan
kondisi tertentu dan tenaga sangat besar dilepaskan. Alkitab mengatakan kepada kita
hukum moral Allah tidak berubah karena keluar dari esensi karakterNya.
Sejak laki-laki dan perempuan pertama, kita telah melanggar hukum-hukum Allah,
kendati hukum ada demi kebaikan kita. Dan kita telah gagal melakukan apa yang benar.
Kita mendapat warisan kondisi ini dari manusia pertama, Adam. Alkitab menyebut ini
sebagai ketidak-patuhan, dosa, yang berarti "tidak kena sasaran", seperti seorang
pemanah yang gagal mengenai sasarannya. Jadi dosa kita telah mematahkan hubungan,
yang sudah dikehendaki, Allah dengan kita. Memakai ilustrasi pemanah, sebagai contoh,
kita telah gagal mengenai sasaran yang sebenarnya merupakan tujuan penciptaan kita.
Dosa menyebabkan pemutusan semua hubungan: manusia dengan lingkungannya
(keterasingan), indvidu-individu saling terpecah (rasa salah dan malu), masyrakat
terputus hubungan dari masyarakt lain (perang, pembunuhan), dan manusia terputus dari
Allah (kematian spiritual) Seperti mata rantai, sekali satu mata rantai putus antara Allah
dengan manusia, seluruh hubungan jadi tidak menyambung lagi.
Dan kita sudah putus. Seperti disimpulkan Kayne West, "Dan saya tidak berpikir bahwa
saya tidak bisa melakukan apapun untuk membenarkan kesalahan saya..... saya ingin
berbicara dengan Allah tapi saya takut karena kita sudah lama tidak saling berbicara."
Diambil dari lirik lagu West yang berbicara mengenai perpisahan yang dibawa oleh dosa
dalam kehidupan kita. Dan menurut Alkitab, perpisahan ini lebih dari sekedar lirik di
sebuah lagi rap. Itu punya konsekuensi mematikan.
Dosa Kita Telah Memisahkan Kita Dari Kasih Allah
Pemberontakan kita (dosa) telah menciptakan tembok pemisah antara kita dengan Allah
(lihat Yesaya 59:2). Dalam ayat Alkitab, "perpisahan" berarti kematian spiritual. Dan
kematian spiritual berarti terpisah sepenuhnya dari cahaya dan kehidupan Allah.
"Tapi tunggu dulu," mungkin ini yang anda katakan. “Bukankah Allah tahu semua
sebelum Dia menciptakan kita?
Kenapa Dia tidak melihat bahwa rencanaNya sudah gagal total?" Tentu saja, Allah maha
tahu akan menyadari bahwa kita akan memberontak dan berdosa. Kenyatannya,
kegagalan kita membuat rencanaNya jadi sangat mengejutkan. Hal ini membawa kita
pada alasan Allah datang ke Bumi dalam bentuk manusia. Dan bahkan lebih
menakjubkan ---- alasan yang harus dicatat karena kematiannya.
Apa yang Yesus katakan tentang Allah?
Solusi Sempurna Allah.
7
Selama tiga tahun kehidupan pelayananNya, Yesus mengajarkan kita bagaimana untuk
hidup dan melakukan banyak mujizat, bahkan membangkitkan orang yang sudah
meninggal. Tapi Dia menyatakan misi utamanya adalah menyelamatkan kita dari dosa
kita.
Yesus memproklamirkan Dia adalah Mesias, yang sudah dijanjikan dan akan mengangkat
beban kesalahan kita. Nabi Yesaya telah menulis mengenai Mesias 700 tahun
sebelumnya, memberi kita beberapa tanda atas identitasnya. Namun tanda yang paling
sukar dipahami adalah Mesias adalah manusia sekaligus Allah!
" Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, .... dan namanya disebut orang:
Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja damai." (Yesaya )
9:5)
Penulis Ray Stedman menuliskan janji Allah atas Mesias,"Sejak permulaan Perjanjian
Lama, ada rasa akan harapan dan eskpektasi, seperti suara langkah kaki yang mendekat:
seseorang datang!.... Harapan itu meningkat sepanjang catatan nabi ke nabi yang
memproklamirkan tanda-tanda menjanjikan: ada yang datang!"[8]
Para nabi telah menyatakan Mesias akan jadi korban dosa sempurna bagi Allah,
memuaskan keadilanNya. Manusia sempurna ini akan memenuhi kualifikasi untuk mati
bagi kita. (Yesaya 53:6)
Menurut para penulis Perjanjian Baru, satu-satunya alasan Yesus pantas mati untuk kita
adalah karena, sebagai Allah, Dia menjalani hidup sempurna secara moral dan tidak
berdosa.
Sukar untuk mengerti bagaimana kematian Yesus itu menebus dosa-dosa kita. Mungkin
analogi yudisial akan memperjelas bagaimana Yesus menyelesaikan dilema dari Allah,
yang sempurna kasihNya dan keadilanNya.
Bayangkan memasuki ruang sidang, bersalah karena pembunuhan (anda punya isu serius
disini) Ketika anda mendekati meja, anda menyadari bahwa hakim itu ayah anda. Karena
tahu dia mengasihi anda, anda langsung mulai memohon,"Pak, bebaskan saya!"
Dia menjawab,"Aku mengasihi mu, nak, tapi saya hakim. Saya tidak bisa
membebaskanmu begitu saja."
Dia terbelah. Akhirnya, dia mengetuk palu dan menyatakan anda bersalah. Keadilan tidak
bisa dikompromikan, paling tidak oleh seorang hakim. Tapi karena dia mengasihi anda,
dia turun dari kursi, membuka jubahnya, dan menawarkan diri untuk membayar denda
untuk anda. Pada kenyataannya, dia menggantikan anda di kursi listrik.
Inilah gambar yang dilukis di Perjanjian Baru. Allah turun memasuki sejarah manusia,
dalam bentuk manusia Yesus Kristus, dan duduk di kursi listrik (baca: salib)
menggantikan kita, untuk kita. Yesus bukanlah pihak ketiga kambing hitam, mengambil
dosa kita, tapi Dia adalah Allah sendiri. Lebih jelas lagi, Allah punya dua pilihan:
menghakimi dosa kita atau mengambil alih hukuman itu kepada diriNya sendiri. Dalam
Kristus, Dia memilih yang terakhir.
Meski Bon, dari U2, tidak berkehandak jadi teolog, dia secara akurat mengatakan alasan
kematian Yesus,
8
"Maksud kematian Kristus adalah Kristus mengambil dosa-dosa dunia, sehingga
apa yang kita lakukan tidak kembali lagi kepada kita, dan sifat dosa kita tidak
menghasilkan kematian pasti. Inilah alasan utamanya. Hal ini seharusnya
membuat kita rendah hati. Bukan pekerjaan baik yang membuat kita bisa
melewati gerbang Surga"[9]
Dan Yesus menegaskan hanya Dia, satu-satunya, yang bisa membawa kita kepada Allah,
dikatakan, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun bisa datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes14:6)
Tapi banyak yang berargumentasi klaim Yesus bahwa Dia adalah satu-satunya jalan
kepada Allah itu terlalu sempit, disebutkan ada banyak jalan menuju Allah. Mereka, yang
percaya bahwa semua agama sama, menolak bahwa kita punya masalah dosa. Mereka
tidak menerima perkataan Yesus dengan serius. Mereka mengatakan kasih Allah akan
menerima kita semua, apapun yang sudah kita buat.
Mungkin Hitler pantas diadili, menurut pandangan mereka, tapi bukan mereka atau yang
lain yang "hidup layak". Ini sama saja mengatakan Allah memberikan nilai, dan semua
yang dapat D- atau lebih baik akan masuk (surga). Tapi ini menelurkan dilema.
Seperti sudah kita lihat, dosa bertentangan dengan karakter suci Allah. Jadi kita telah
menghina (menyinggung) Pencipta kita, dan mengasihi kita sampai mengorbankan
AnakNya bagi kita. Pemberontakan kita sama seperti meludahi mukaNya. Tidak ada
kebaikan, agama, meditasi, atau Karma bisa membayar hutang dosa kita, yang telah
terjadi.
Menurut teolog R. C. Sproul, hanya Yesus sendiri satu-satunya yang mampu membayar
hutang itu. Dia menulis,
"Musa jadi perantara hukum; Muhammad bisa mengangkat pedang; Buddha bisa
memberikan konsultasi personal; Konfusius menawarkan kalimat-kalimat
kebajikan; tapi tidak satupun orang ini punya kualifikasi untuk jadi penebus dosa
dunia. . Hanya Kristus satu-satunya yang pantas mendapat pujian tidak terbatas
dan pelayanan."[10]
Pemberian Yang Tidak Semestinya
Istilah Alkitab untuk menggambarkan pengampunan gratis Allah melalui pengorbanan
kematian Yesus adalah anugerah. Dimaafkan menyelamatkan kita dari apa yang
seharusnya kita terima, anugerah dari Allah memberi kita apa yang seharusnya tidak
pantas kita terima. Mari kita tinjau sebentar bagaimana apa yang Kristus lakukan
terhadap kita yang tidak bisa kita sendiri lakukan:
• Allah mengasihi kita dan menciptakan kita untuk berhubungan denganNya.[11]
• Kita diberi kebebasan untuk menerima atau menolak hubungan itu.[12]
• Dosa dan pemberontakan kita terhadap Allah dan hukumNya telah menciptakan
tembok pemisah antara kita dengan Dia.[13]
• Meski kita pantas dihukum selama-lamanya, Allah telah membayar lunas hutang
kita dengan kematian Yesus menggantikan kita, memungkinkan kita hidup
selama-lamanya bersama Dia.[14]
Bono memberi kita perperktifnya atas anugerah.
9
"Anugerah melampaui akal dan logika. Kasih mengiterupsi, jika anda suka istilah
ini, konsekuensi tindakan anda, dimana dalam kasus saya benar-benar berita baik,
karena saya melakukan banyak hal-hal bodoh... Saya akan mendapat masalah
besar jika Karma pada akhirnya jadi hakim saya.... itu tidak memaafkan
kesalahan-kesalahan saya, tapi saya berpegang pada Anugerah. Saya memegang
(janji) bahwa Yesus menanggung dosa saya di Kayu Salib, karena saya tahu siapa
saya, dan saya berharap saya tidak harus bergantung pada ke-religius-an saya
sendiri."[15]
Sekarang, kita punya gambaran rencana Allah selama ini. Tapi masih ada satu hal yang
belum lengkap. Menurut Yesus dan para penulis Perjanjian Baru, setiap dari kita, secara
individu, harus menjawab pemberian cuma-cuma yang ditawarkan Yesus kepada kita.
Dia tidak akan memaksa kita menerimanya.
Anda Sendiri Memilih Akhirnya
Kita terus membuat pilihan-pilihan ...... apa yang akan dipakai, apa yang akan dimakan,
karir, pasangan perkawinan, dan seterusnya. Hl yang sama juga terjadi pada hubungan
dengan Allah. Penulis Ravi Zacharias menulis,
"Pesan Yesus mengungkap bahwa setiap orang.... dyang atang untuk mencari
Allah bukan karena kebajikan kelahiran, tetapi oleh kesadaran pilihan untuk
mempersilakan Dia masuk dan hukum-hukumNya mengatur hidupnya."[16]
Pilihan-pilihan kita sering dipengaruhi orang lain. Namun dalam beberpa hal, kita diberi
nasehat yang salah. Pada 11 September 2001, 600 orang tak bersalah pecaya pada nasehat
yang salah, dan menderita konsekuensinya. Kisah nyatanya seperti ini,
Seseorang, yang sedang ada di lantai 92 di tower selatan World Trade Center, baru saja
mendengar sebuah jet menambarak tower utara. Kaget karena ledakan, dia menelepon
polisi dan meminta instruksi apa yang harus diperbuat. "Kita perlu tahu apakah kita harus
keluar dari sini, karena kita tahu ada ledakan," tanyanya di saluran darurat.
Suara di ujung lainnya menasehati dia untuk tidak keluar gedung. "Saya akan menunggu
sampai ada pemberitahuan berikutnya”
“Baiklah, " sang penelepon menjawab. "Jangan keluar gedung." Kemudian dia menutup
telepon itu.
Beberapa saat setelah pukul 09.00, sebuah jet lain menabrak lantai 80 di tower selatan.
Hampir 600 orang dilantai atas tower selatan meninggal. Kegagalan evakuasi dari gedung
merupakan salah satu tragedi terbesar hari itu.[17]
Ke 600 orang tewas karena mereka menggantungkan diri pada informasi yang salah,
kendati diberikan oleh orang yang mencoba menolong. Tragedi tidak akan terjadi jika ke
600 korban diberi informasi yang benar.
Kesadaran pilihan kita terhadap Yesus sangatlah jauh lebih penting daripada menghadapi
korban-korban 9/11, yang salah informasi. Taruhannya Keabadian. Kita bisa memiih satu
dari tiga respon berbeda. Kita bisa tidak memperdulikan Dia. Kita bisa menolak Dia.
Atau, kita bisa menerima Dia.
Alasan kenapa banyak orang hidup dengan tidak mempedulikan Allah adalah mereka
juga terlalu sibuk mendesakkan agendanya sendiri. Chuck Colson seperti itu. Pada usia
10
39 tahun, Colson menempati kantor disebelah kantor presiden Amerika Serikat. Dia
adalah "orang tangguh" Gedung Putih era Nixon, "pembunuh bayaran" yang akan
mengambil keputusan-keputusan sulit. Pada tahun 1972, skandal Watergate
menghancurkan reputasinya dan dunianya terpecah-belah. Belakangan dia menulis,
“Saya hanya memikirkan diri sendiri. Saya melakukan ini dan itu, saya mencapai
tujuan, saya sukses dan saya tidak memberi Allah kehormatan (atas semua
keberhasilan itu), tidak pernah berterima kasih kepadaNya atas pemberian Dia
kepada saya. Saya tidak pernah berpikir ada pribadi "tak terhitung
superioritasnya" dibandingkan saya, atau jika penah berpikir tentang ke-maha
kuasa-an Allah, saya tidak menghubungkannya dengan kehidupan saya."[18]
Banyak orang sama dengan Colson. Cukup udah untuk terperangkap dalam kecepatan
kehidupan dan hanya punya sedikit atau tidak ada waktu untuk Allah. Kendati begitu,
tidak mempedulikan tawaran anugerah Allah akan pengampunan punya konsekuensi
mengerikan. Hutang dosa kita tetap tidak terbayar.
Dalam kasus-kasus kriminal, hanya sedikit sekali yang memperoleh pengampunan penuh
(pembebasan). George Burdick, 1915, editor kota New York Tribune, menolak
memberitahukan sumber beritanya dan melanggar hukum. President Woodrow Wilson
mengumumkan pengampunan penuh terhadap Burdick atas semua kesalahan "diperbuat
atau mungkin diperbuatnya". Apa yang membuat kasus Burdick bersejarah adalah dia
menolak pengampunan itu. Keputusannya membuat kasus masuk Makamah Agung, yang
akhirnya mendukung Burdick, menyatakan pengampunan presiden tidak bisa dipaksakan
kepada siapapun.
Ketika menolak pengampunan penuh Kristus, orang-orang memberi berbagai alasan.
Banyak yang mengatakan kurang bukti, tapi seperti Bertrand Russell dan skeptis lain,
mereka tidak cukp tertarik untuk sungguh-sungguh melakukan investigasi. Yang lain
menolak melihat lebih jauh dari beberapa orang Kristen munafik yang mereka kenal,
menunjuknya sebagai perilaku tidak punya belas kasihan atau inkonsisten sebagai alasan.
Dan yang lain masih tetap menolak Kristus karena mereka menyalahkan Allah atas
pengalaman sedih atau tragis yang mereka derita.
Namun, Zacharias, yang berdebat dengan banyak intelektual di ratusan kampus
universitas, percaya alasan utama kebanyakan orang menolak Allah adalah moral. Dia
menulis,
"Seseorang menolak Allah bukan karena tuntutan intelektual juga buka karena
kelangkaan bukti. Seseorang menolak Allah karena perlawanan motal menolak
mengakui kebutuhannya akan Allah.[19]
Keinginan kebebasan moral telah menjauhkan CS Lewis dari Allah disebagian besar
masa mahasiswanya. Setelah pencarian kan kebenaran membawanya kepada Allah,
Lewis menjelaskan bagaimana menerima Kristus melibatkan lebih dari persetujuan
intelektual atas fakta-fakta. Dia menulis,
"Orang yang jatuh bukanlah hanya karena mahluk tidak sempurna yang
membutuhkan perbaikan: dia pemberontak yang harus menyerahkan senjatanya.
Menerahkan senjata, menyerah, mengatakan anda minta ampun, menyadari
bahwa anda berada pada jalan yang salah dan siap memulai hidup baru lagi....
itulah yang disebut orang Kristen sebagai lahir baru."[20]
11
Lahir baru adalah kata yang berarti cara berpikir yang secara dramatis berbalik arah..
Itulah yang terjadi terhadap mantan "pembunuh bayaran" Nixon. Setelah Watergate
terbuka, Colson mulai memikirkan tentang hidup secara berbeda. Merasa dia tidak punya
tujuan (tak tahu apa yang harus dilakukan), dia mulai membaca buku KeKristenan Biasa
(Mere Christianity), ditulis oleh Lewis, yang diberikan seorang teman kepadanya. Dilatih
sebagai pengacara, Colson mengambil buku tulis dan menuliskan semua argumenargumen
Lewis. Colson mengingat,
"Saya tahu waktunya sudah tiba bagi saya. . Apakah saya akan menerima Yesus
Kristus tanpa syarat sebagai Tuhan aas hidup saya. Itu seperti sebuah gerbang
untuk saya. Tidak ada jalan untuk melangkah memutarinya. Saya masuk atau saya
tetap diluar. Satu 'mungkin' atau 'saya butuh tambahan waktu' sama dengan
memperolok diri sendiri."
Setelah pergulatan di dalam hati, mantan pembantu presiden Amerika Serikat ini
akhirnya menyadari Yesus Kristus pantas memperoleh kesetiaan total darinya. Dia
menulis,
"Kemudian, pada Jumat pagi, ketika saya duduk sendirian melihat ke laut yang
saya cintai, kalimat yang saya tidak pasti bisa saya pahami atau katakan meluncur
begitu saja dari bibir saya, "Tuhan Yesus, saya percaya Engkau". Saya terima
Engkau. Mohon masuklah dalam hidup saya. Saya berkomitmen kepadaMu."[21]
Colson menemukan bahwa pertanyaannya, "Siapa saya?" "Kenapa saya ada di sini?" dan
"Kemana saya pergi?" semua terjawab dalam hubungan personal dengan Yesus Kristus.
Rasul Paulus menulis, "Aku katakan "di dalam Kristus" , karena diadalam Dialah kami
mendapat bagian yang dijanjikan (Efesus 1:11 )
Ketika kita memasuki hubungan personal dengan Yesus Kristus, Dia mengisi kekosongan
dalam hati kita, memberi kita kedamaian, dan memuaskan keinginan kita akan arti
kehidupan dan harapan. Dan kita tidak lagi membutuhkan stimultan sementara untuk
mengisi kita. Ketika Dia masuk kedalam kita, Dia juga memuaskan keinginan paling
dalam dan kebutuhan akan kasih dan kedamaian sejati.
Dan hal paling menakjubkan adalah Allah sendiri datang sebagai manusia untuk
membayar seluruh hutang kita. Karena itu, kita tidak lagi ditindas hukuman dosa. Paulus
menulisnya dengan jelas kepada jemaat Roma, ketika ditulisnya,
"Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam
hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang
diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk
menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya."
(Kolose 1:21b-22a ).
Jadi Allah melakukan apa yang tidak mampu kita lakukan sendiri. Kita dibebaskan dari
dosa oleh pengorbanan Yesus sampai mati. Ini seperti pembunuh massal datang kepada
hakim dan diberikan pengampunan penuh dan menyeluruh. Dia tidak pantas menerima
pengampunan itu, dan juga kita. Pemberian kehidupan abadi Allah sepenuhnya gratis ----
dan dibagi-bagikan (kepada siapa yang mau). Tapi meski pengampunan ditawarkan
kepada kita, tetap tergantung kepada kita untuk menerimanya (atau tidak). Pilihan ada
pada anda.
12
Apakah anda ada pada titik dalam hidup dimana anda akan menerima tawaran gratis
Allah?
Mungkin seperti Madonna, Bono, Lewis, dan Colson, hidup anda juga kosong. Tidak
satupun yang telah anda coba bisa memuaskan kekosongan (jiwa) yang anda rasakan.
Allah bisa mengisi kekosongan itu dan mengubah anda dalam sekejab. Dia telah
menciptakan anda agar anda mempunyai hidup yang membanjir dengan arti dan tujuan.
Yesus mengatakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan. (Yohanes 10:10b)
Atau mungkin semua berjalan baik-baik dalam hidup anda, tetapi anda tidak bisa istirahat
dan tidak ada kedamaian. Anda menyadari anda telah melanggar hukum-hukum Allah
dan terpisah dari kasihNya dan pengampunanNya. Anda takut akan penghakiman Allah.
Yesus mengatakan, "Saya pergi dengan memberi kamu berkat --- kedamaian pikiran dan
hati. Dan kedamaian yang saya beri tidak sama dengan yang diberikan dunia.”
Jadi kapanpun anda lelah akan kekosongan hidup atau terusik oleh ketiadaan perdamaian
dengan Pencipta anda, jawabannya ada dalam Yesus Kristus.
Ketika anda percaya dalam Yesus Kristus, Allah akan mengampuni semua dosa-dosa
anda --- di masa lalu, sekarang, dan masa depan dan menjadikan anda anak-anakNya.
Dan sebagai anak yang dikasihiNya, Dia memberi anda tujuan dan arti kehidupan di
Bumi dan menjanjikan kehidupan abadi bersamaNya.
Firman Tuhan, "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya (Yohanes 1:12)
Pengampunan dosa, tujuan hidup, dan kehidupan abadi semuanya untuk anda jika anda
memintanya. Anda bisa mengundang Kristus memasuki hidup anda sekarang ini dengan
iman melalui doa. Berdoa adalah berbiacara dengan Allah. Allah tahu hati anda dan tidak
terlalu memperhatikan kata-kata anda karena Dia melihat sikap hati anda. Dubawah ini
ada saran doa:
“Ya Allah, saya ingin mengenal Mu secara pribadi dan hidup abadi bersamaMu.
Terima kasih, Tuhan Yesus, karena mati di kayu salib bagi dosa-dosa saya. Saya
buka pintu kehidupan saya dan menerima Engkau sebagai Penyelamat dan Tuhan.
Ambil hidup saya dan ubah saya, jadikan saya orang yang Engkau kehendaki."
Apakah doa ini mengekspresikan keinginan hati anda? Jika ya, berdoalah seperti saran di
atas dalam bahasa anda sendiri.
Jika anda sudah meminta Yesus Kristus masuk dalam hidup anda, kami mendorong anda
untuk mulai membaca Firman (Alkitab) dan bergabung dengan yang lain yang juga ingin
hidup untuk Dia.
Sangat penting bagi anda untuk belajar rahasia-rahasia kehidupan indah yang Allah
rencanakan bagi anda. Di bawah ada Studi Alkitab yang akan membantu anda
menghubungkan potongan-potongan rencana indahNya bagi anda dan bagi pertumbuhan
iman anda.
Klik disini untuk melihat panduan studi yang bisa anda unduh dengan gratis.
13
Jika anda masih ada pertanyaan mengenai apa yang perlu untuk mengenal Yesus Kristus
dan memiliki kehidupan abadi, klik disini untuk melihat presentasi video .
Klik disini untuk memberitahu kami bagaimana artikel ini telah membantu anda.
Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?
Pertanyaan terbesar masa kini adalah, "Siapa sebenarnya Yesus Kristus? Apakah dia
hanya seorang luar biasa, atau dia ALLAH dalam daging, seperti dipercayai oleh para
muridNya Paulus, Johannes, dan yang lainnya.
Para saksi mata, bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya
Dia bangkit secara fisik dari kematian setelah penyalibannya. Jika mereka salah maka
KeKristenan didirikan diatas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat seperti itu
secara memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diriNya, dan kita.
Tapi apakah kita percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah
ada bukti historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk
membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?
Klik disini untuk melihat bukti dari klaim fantastis yang pernah dilakukan --- kebangkitan
Yesus Kristus!
Apa Ada Konspirasi Da Vinci?
“Senyum Mona Lisa” menginvestigasi teori besar dunia tentang konspirasi Yesus
Kristus. Yesus dan Maria Magdalena menikah? Apakah (Kaisar) Constantine
memerintahkan penghancuran catatan yang sebenarnya mengenai Yesus Kristus dan
menciptakan Dia sebagai ALLAH yang dipuja orang Kristen sekarang?
Klik disini untuk menemukan kebenaran mengenai The Da Vinci Code.
ENDNOTES
1. O: The Oprah Magazine, "Oprah talks to Madonna," (January, 2004), 120.
2. Quoted in Josh McDowell, The Resurrection Factor (San Bernardino, CA: Here's Life
Publ., 1981), 1.
3. Quoted in William R. Bright, Jesus and the Intellectual (San Bernardino, CA: Here's
Life Publ., 1968), 33.
4. Quoted in Rick Warren, The Purpose Driven Life (Grand Rapids, MI: Zondervan,
2002), 17.
5. Quoted in Michka Assayas, Bono in Conversation (New York: Riverhead Books,
2005), 203.
6. Soren Kierkegarrd, Philosophical Fragments, trans. Howard V. Hong and Edna H.
Hong (Princeton, NJ: Princeton University Press, 1985), 26-28.
7. C. S. Lewis, Mere Christianity (San Francisco: Harper, 2001), 160.
8. Ray C. Stedman, God's Loving Word (Grand Rapids, MI: Discovery House, 1993), 50.
9. Quoted in Assayas, 204.
10. R. C. Sproul, Reason to Believe (Grand Rapids, MI: Lamplighter, 1982), 44.
11. New Testament, John 3:16
12. Ibid., John 1:12
13. Old Testament, Isaiah 59:2
14
14. New Testament, Romans 5:8
15. Assayas, Ibid.
16. Ravi Zacharias, Jesus among Other Gods (Nashville: Word, 2000), 158.
17. Martha T. Moore and Dennis Cauchon, "Delay Meant Death on 9/11," USA Today,
Sept. 3, 2002, 1A.
18. Charles W. Colson, Born Again (Old Tappan, NJ: Chosen, 1976), 114.
19. Ravi Zacharias, A Shattered Visage: The Real Face of Atheism (Grand Rapids, MI:
Baker, 2004), 155.
20. Lewis, 56.
21. Colson, 129
Permission to reproduce this article: Publisher grants permission to reproduce this
material without written approval, but only in its entirety and only for non-profit use. No
part of this material may be altered or used out of context without publisher’s written
permission. Printed copies of Y-Origins and Y-Jesus magazine may be ordered at:
www.JesusOnline.com/product_page
© 2007 B&L Publications. This article is a supplement to Y-Jesus magazine by Bright
Media Foundation & B&L Publications: Larry Chapman, Chief Editor.

Apakah benar Yesus bangkit dari kematian?

Kita semua ingin tahu apa yang terjadi setelah kita mati. Ketika orang yang kita cintai
meninggal, kita ingin sekali melihat mereka kembali pada giliran kita (meninggal)
nantinya. Apakah kita akan punya reuni menggembirakan dengan mereka yang kita cintai
atau kematian adalah akhir dari seluruh kesadaran?
Yesus mengajarkan bahwa hidup tidak berakhir setelah tubuh kita mati. Dia membuat
klaim mengejutkan ini, "Akulah kebangkitan dan hidup. Mereka, yang percaya
kepadaKu, meskipun mereka mati sama seperti semua orang, akan hidup kembali."
Menurut para saksi mata, yang sangat dekat denganNya, Yesus kemudian
memperlihatkan kuasa atas kematian dengan bangkit dari kematian setelah disalibkan dan
dikubur selama tiga hari. Inilah kepercayaan yang memberikan harapan kepada orang
Kristen selama hampir 2000 tahun.
Namun sebagian orang tidak punya harapan setelah kematian. Filsuf ateis, Bertrand
Russell, menulis,"Saya percaya bahwa ketika saya meninggal saya akan membusuk dan
tidak ada dari kesadaran saya yang akan bertahan."[1] Russell jelas tidak percaya pada
perkataan Yesus.
Para pengikut Yesus menulis Dia menampakkan diri hidup setelah penyaliban dan
penguburanNya. Mereka juga menjelaskan tidak hanya melihat Dia, tapi juga makan
bersama-sama dengan Dia, menyentuhNya, dan bersama-sama dengan Dia selama 40
hari.
Jadi, apa ini hanyalah cerita yang bertumbuh dengan berjalannya waktu atau berdasarkan
bukti kuat? Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah mendasar bagi KeKristenan. Jika
Yesus benar-benar bangkit dari kematian, hal itu akan memberi pengesahan atas segala
hal yang dikatakanNya mengenai diriNya, mengenai arti kehidupan, dan mengenai tujuan
kita setelah kematian.
Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian maka hanya Dia sendiri yang punya
jawaban mengenai kehidupan dan apa yang menanti kita setelah kita meninggal. Disisi
lain, jika kebangkitan Yesus tidak benar, maka KeKristenan akan didasarkan pada
kebohongan. Teolog R. C. Sproul menyebutnya seperti ini,
"Klaim kebangkitan vital bagi KeKristenan. Jika Kristus dibangkitkan dari
kematian oleh Allah, maka Dia punya mandat dan sertifikat yang tidak dimiliki
oleh pemimpin agama manapun. Buddha meninggal. Muhammad meninggal.
Musa meninggal. Konfusius meninggal. Tapi menurut …KeKristenan, Kristus
hidup.”[2]
Banyak para kritikus telah mencoba membantah kebangkitan. Josh McDowell adalah
salah satu kritikus yang melakukan riset bukti-bukti kebangkitan, lebih dari 700 jam.
McDowell menyatakan mengenai pentingnya kebangkitan,
"Saya sudah mencapai kesimpulan bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah yang paling
aneh, kejam, kebohongan tidak berhati nurani yang pernah dilakukan terhadap pikiran
manusia atau ini adalah fakta paling menakjubkan dalam sejarah."[3]
2
Jadi, apakah kebangkitan Yesus adalah fakta fantastis atau mitos paling keji? Untuk
mengetahuinya, kita harus melihat bukti sejarah dan mengambil kesimpulan kita sendiri.
Mari kita lihat apa yang ditemukan para kritikus bagi dirinya sendiri.
Sinis Dan Kritis
Tidak semua orang siap untuk meneliti bukti-bukti dengan adil dan terbuka. Bertrand
Russell mengakui pandangannya terhadap Yesus "tidak berkaitan" dengan fakta
sejarah.[4] Sejarahwan Joseph Campbell, tanpa menyebut adanya bukti, dengan tenang
menyatakan kepada pirsawan televisi PBS bahwa kebangkitan Yesus bukanlah kejadian
nyata.[5] Para ahli lain, seperti John Dominic Crossan dari Seminar Yesus setuju
dengannya.[6] Tidak satupun dari orang-orang yang sinis ini memberikan bukti atas
pandangan mereka.
Kritis yang sebenarnya, berlawanan dengan sinisme, tertarik dengan bukti-bukti. Dalam
editorial majalah Skeptic berjudul "Apa itu Skeptis (Kritis)?" sebuah defenisi
diberikan,"Skeptisme (Kritis) adalah penerapan pemikiran yang masuk akal pada setiap
dan semua ide --- tidak ada sapi suci yang dikecualikan. Dengan kata lain … kritis
(skeptis) tidak ingin memasuki sebuah investigasi yang menutup diri dari kemungkinan
fenomena itu nyata atau klaim itu mungkin benar. Ketika kita katakan kita kritis s, kita
artikan bahwa kita harus melihat bukti yang meyakinkan sebelum kita percaya"[7]
Tidak seperti Russell dan Crossan, banyak kritikus yang sungguh-sungguh telah
menginvestigasi bukti-bukti kebangkitan Yesus. Dalam artikel ini kita akan mendengar
dari banyak dari mereka dan melihat bagaimana mereka menganalisa bukti yang mungkin
jadi pertanyaan paling penting dalam sejarah manusia: apakah benar Yesus bangkit dari
kematian?
Bernubuat Untuk Dirinya Sendiri.
Sebelum kematiannya, Yesus mengatakan kepada para muridnya bahwa dia akan
dikhianati, ditangkap, dan disalib, dan Dia akan bangkit tiga hari kemudian. Sebuah
rencana yang aneh! Ada apa dibelakang ini? Yesus bukan penghibur yang bersedia
melakukan pertunjukan atas pesanan orang lain; tapi, Dia berjanji bahwa kematianNya
dan kebangkitanNya akan memberi bukti kepada orang-orang (jika hati dan pikirannya
terbuka) bahwa Dia adalah benar-benar Mesias.
Ahli Alkitab Wilbur Smith mencatat tentang Yesus,
"Ketika Dia mengatakan Dia akan bangkit kembali dari kematian, pada tiga hari
setelah Dia disalibkan, Dia mengatakan sesuatu yang hanya orang bodoh berani
mengatakannya, jika Dia mengharapkan pemujaan lebih lama dari para murid ----
kecuali Dia benar-benar yakin bahwa Dia akan bangkit. Tidak ada pendiri agama
dunia manapun yang diketahui manusia pernah berani mengatakan hal semacam
itu.[8]
Dengan kata lain, karena Yesus sudah dengan jelas mengatakan kepada para muridnya
bahwa Dia akan bangkit lagi setelah kematianNya, maka kegagalan memenuhi janji itu
akan membuat diriNya menjadi sekedar seorang penipu. Tapi kita sudah terlalu jauh
analisanya. Bagaimanan Yesus meninggal sebelum Dia (jika bena) bangkit kembali?
3
Kematian Yang Mengerikan Dan Kemudian. . . ?
Anda tahu apa yang terjadi pada jam-jam terakhir kehidupan Yesus di dunia, mirip jika
anda telah menonton film yang dibuat oleh Mel Gibson (bintang Brave Hart dan jagoan
jalanan) Jika anda tidak melihat bagian dari "The Passion of the Christ" karena anda
menutup mata anda (akan lebih mudah mensyuting film itu dengan filter merah di
kamera), coba membaca halaman-halaman Injil di Perjanjian Baru untuk mengetahui apa
yang anda tidak lihat itu.
Seperti yang sudah diprediksi Yesus, Dia dikhianati oleh salah satu muridnya, Yudas
Iskariot, dan ditangkap. Dalam sebuah pengadilan, yang sudah diatur sebelumnya, oleh
Gubernur Romawi, Pontius Pilatus, Dia terbukti bersalah karena pengkhianatan dan
dihukum mati disalib kayu. Sebelum dipaku di salib, Yesus secara brutal disiksa dengan
cambuk Romawi, yang pada tiap cambukan maka mata cambuk akan masuk sampai ke
tulang dan kait-kait besinya akan merobek daging. Dia dipukuli berkali-kali, ditendangi,
dan diludahi.
Kemudian, dengan paku besar algojo Romawi memaku tangan dan kaki Yesus.
Akhirnya,mereka mendirikan salib di sebuah lubang di tanah diantara dua penjahat, yang
juga disalib.
Yesus tergantung disalib selama sekitar enam jam. Kemudian, pada pukul 3.00 sore ---
sama persis dengan pengorbanan (pemotongan) domba Paskah sebagai penebus dosa (ada
sedikit simbolisme disini, bagaimana menurut anda?) --- Yesus berteriak, "Sudah selesai"
(dalam bahasa Aramaic) dan mati. Tiba-tiba langit jadi gelap dan terjadi gempa bumi.[9]
Pilatus ingin memverifikasi bahwa Yesus benar-benar mati sebelum tubuhNya
dikuburkan. Karena itu, seorang prajurit Romawi menusuk perut Yesus dengan tombak.
Campuran darah dan air yang keluar memberi indikasi jelas bahwa Yesus sudah mati.
Jenazah Yesus kemudian diturunkan dari salib dan dikuburkan di kubur Yusuf dari
Arimatea. Prajurit Romawi menyegel kuburan dan menjaganya selama 24 jam.
Sementara, murid-murid Yesus syok. Dr. J. P. Moreland Menjelaskan bagaimana syok
dan kebingungan melanda mereka setelah kematian Yesus di kayu salib. “Mereka tidak
lagi punya kepercayaan bahwa Yesus telah dikirim oleh Allah. Mereka juga telah
diajarkan bahwa Allah tidak akan membiarkan MesiasNya mati. Jadi mereka tercerai
berai. Seluruh gerakan Yesus sudah terhenti. ”[10]
Semua harapan lenyap. Roma dan pemimpin Yahudi telah menang ---- atau memang
tampaknya seperti itu.
Sesuatu Terjadi
Tapi itu bukan akhirnya. Gerakan Yesus tidak lenyap (kelihatannya) dan nyatanya
KeKristenan ada hari ini sebagai agama terbesar dunia. Karena itu, kita harus tahu apa
yang terjadi setelah jenazah Yesus diturunkan dari salib dan dibaringkan di kuburan.
Dalam artikel di harian New York Times, Peter Steinfels menuliskan peristiwa yang
terjadi selama tiga hari setelah kematian Yesus,"Beberapa saat setelah Yesus di eksekusi,
para pengikutNya tiba-tiba berubah dari kelompok orang yang takut dan bersembunyi
menjadi pembawa pesan mengenai Yesus yang hidup dan kedatangan kerajaanNya,
berkotbah dengan taruhan nyawa, dan akhirnya mengubah kekaisaran. Sesuatu terjadi. …
4
Tapi pastinya apa?”[11] Itulah pertanyaan yang harus kita jawab melalui investigas atas
fakta-fakta.
Hanya ada lima kemungkinan penjelasan atas kemungkinan kebangkitan Yesus, seperti
terlihat di Perjanjian Baru:
1. Yesus tidak benar-benar mati di atas kayu salib.
2. "Kebangkitan" adalah konspirasi.
3. Para murid berhalusinasi.
4. Catatan mengenai itu hanya legenda.
5. Itu benar-benar terjadi.
Mari kita telaah opini-opini itu dan melihat yang mana yang paling cocok dengan faktafakta.
Apakah Yesus Mati?
“Marley benar-benar sudah mati lebih dari sebuah paku pintu, mengenai hal itu sudah
tidak diragukan lagi." Tulis Charles Dickens dalam A Christmas Carol, pengarang tidak
ingin siapapun salah sangka atas karakter supranatural yang akan muncul
menggantikannya. Dengan cara sama, sebelum kita mengambil peran CSI dan merangkai
bukti-bukti kebangkitan, kita harus memastikan bahwa, pada kenyataannya, ada sebuah
mayat. Apalagi, kadang-kadang surat kabar melaporkan ada "jenazah" di kamar mayat
yang ditemukan bergetar dan akhirnya bangun lagi. Apakah hal seperti itu telah terjadi
terhadap Yesus?
Beberapa telah mengira Yesus tetap hidup setelah penyaliban dan dipulihkan oleh udara
dingin dan lembab di kuburan-- "Wah, berapa lama saya tidak sadarkan diri?" Tapi teori
ini tidak cocok dengan bukti medis. Dalam artikel di majalah Journal of the American
Medical Association dijelaskan kenapa hal seperti itu disebut sebagai "teori pingsan/mati
suri" tidak bisa diterima,"Sudah jelas, bobot bukti historis dan medis mengindikasikan
Yesus sudah mati. … Tombak, yang ditusuk diantara rusuk kananNya, kemungkinan
tidak hanya merobek paru-paru kanan, tapi juga menembus membran selimut jantung dan
jantung dan memastikan kematianNya”[12] Tapi skeptisme terhadap kesimpulan ini tetap
ada apalagi kasus ini sudah dingin selama 2000 tahun. Karena itu, kita membutuhkan
opini kedua.
Satu tempat untuk menemukannya adalah laporan-laporan dari sejarahwan non-Kristen,
yang ada pada saat Yesus hidup. Tiga sejarahwan ini mencatat kematian Yesus.
• Lucian (120 SM – 180 sesudah masehi. menyebutkan Yesus sebagai penyaliban
seorang filsuf.[13]
• Josephus ( tahun 37– 100.) menulis, "Pada saat itu tampaknya Yesus, seorang
bijaksana, karena perbuatan luar biasaNya . Ketika Pilatus menghukumNya
disalib, pemimpin kita, menuduh Dia, mereka yang mengasihi Dia tidak berbuat
apa-apa"[14]
• Tacitus (tahun 56–120.) menulis, "Kristus, namaNya dari tempatNya berasal,
menderita hukuman ekstrim .... ditangan penguasa kita, Pontius Pilatus.[15]
Ini seperti masuk ke ruang arsip dan menemukan satu hari di musim panas pada abad
pertama, The Jerusalem Post memuat berita halaman depan dengan cerita Yesus di salib
dan mati. Bukan hasil kerja detektif yang jelek, dan cukup konklusif.
5
Nyatanya, tidak ada catatan sejarah dari orang Kristen, Romawi, atau Yahudi yang
mempertanyakan apakah Yesus mati atau penguburannya. Bahkan Crossan, yang skeptis
atas kebangkitan, sepakat bahwa Yesus benar-benar hidup dan mati. "Dia disalibkan
adalah meyakinkan secara kesejarahan.16 Dibawah cahaya bukti seperti itu, kita
tampaknya punya dasar kuat untuk menyingkirkan satu dari lima opini itu. Yesus benarbenar
mati, "mengenai itu tidak diragukan lagi."
Mengenai Kubur Kosong
Tidak ada sejarahwan serius yang sungguh meragukan kematian Yesus ketika Dia
diturunkan dari salib. Namun, banyak yang mempertanyakan bagaimana tubuh Yesus
lenyap dari kuburan. Jurnalis Inggris, Dr. Frank Morison. sebelumnya berpikir
kebangkitan itu mitos atau penipuan, dan dia mulai melakukan riset untuk menulis buku
menentangnya.[17] Buku itu jadi terkenal tapi dengan alasan yang berbeda dari maksud
sebelumnya, seperti yang akan kita lihat.
Morison memulainya dengan mencoba memecahkan kasus kubur yang kosong. Kubur itu
milik anggota Dewan Sanhedrin, Yusuf dari Arimatea. Pada masa itu, masuk anggota
dewan sama dengan bintang rock. Semua orang tahu siapa anggota dewan. Yusuf pastilah
orang, yang hidup dimasa itu. Kalau tidak, para pemimpin Yahudi akan mengungkap
cerita itu sebagai penipuan dalam upaya mereka membantah telah terjadi kebangkitan.
Juga, kubur Yusuf sudah dikenal baik lokasinya dan dengan mudah diidentifikasi, jadi
setiap pemikiran bahwa Yesus "hilang di pekuburan" harus disingkirkan.
Morison heran kenapa para musuh Yesus membiarkan "mitos kubur kosong" ada jika itu
tidak benar. Penemuan jenazah Yesus akan langsung membunuh seluruh rencana itu.
Dan apa yang dikenal sejarah sebagai musuh-musuh Yesus adalah mereka yang menuduh
murid-murid Yesus mencuri mayatNya, sebuah tuduhan yang datang dari kepercayaan
bahwa kubur itu sudah kosong.
Dr. Paul L. Maier, dosen sejarah kuno di Universitas Western Michigan, juga memberi
pendapat yang sama, "Jika semua bukti diteliti dengan hati-hati dan adil, maka itu
sungguh-sungguh bisa dibenarkan untuk menyimpulkan bahwa kubur dimana Yesus
ditempatkan benar kosong pada pagi hari pertama Paskah. Dan tidak ada sedikitpun bukti
yang ditemukan .... yang membantah pernyataan itu."[18]
Para pemimpin Yahudi kaget, dan menuduh para murid mencuri mayat Yesus. Tapi
penguasa Romawi sudah menugaskan penjagaan 24 jam di kubur dengan sebuah unit
penjaga terlatih (4 - 12 prajurit). Morison bertanya,"Bagaimana profesional-profesional
ini membiarkan mayat Yesus dicuri? Tidak mungkin bagi siapapun untuk menyelinap
dibelakang penjaga Romawi dan menggeser batu seberat dua ton. Namun batu itu
bergeser dan tubuh Yesus hilang.
Jika tubuh Yesus ditemukan di satu tempat, para musuhnya akan langsung mengekspos
kebangkitan itu sebagai penipuan. Tom Anderson, mantan ketua California Trial Lawyers
Association, menyimpulkan kuatnya argumen ini,
"Kejadian itu terpublikasi dengan baik, apa anda pikir akan cukup masuk akal jika
satu sejarahwan, satu saksi mata, satu penentang (Yesus) akan mencatat, untuk
sepanjang masa, bahwa dia telah melihat jenazah Yesus? … Ke-diam-an sejarah
begitu menulikan, ketika mencari testimoni menentang kebangkitan."[19]
6
Jadi, tanpa ada bukti jenazah, dan diketahui kubur itu benar-benar kosong, Morison
menerima ada bukti kuat tubuh Yesus telah hilang dari kubur.
Perampokan Kuburan?
Morison meneruskan investigasinya, dia mulai meneliti motif-motif para pengikut Yesus.
Mungkin apa yang diperkirakan kebangkitan hanyalah pencurian mayat. Tapi jika begitu,
bagaimana dengan semua laporan mengenai kehadiran Yesus yang sudah bangkit.
Sejarahwan Paul Johnson, di bukunya History of the Jews, menulis, ”Apa yang penting
bukanlah kondisi kematianNya tapi fakta Dia telah secara luas dan dipercayai dengan
kuat, oleh lingkaran orang yang meluas, telah bangkit kembali.[20]
Kubur itu benar-benar kosong. Tetapi bukanlah hanya ketiadaan tubuh yang
menyemangati pengikut Yesus (terutama jika merekalah yang mencuriNya.). Sesuatu
yang luar biasa pastilah telah terjadi, bagi para pengikut Yesus yang tidak lagi berduka,
tidak lagi bersembunyi, dan mulai, dengan tanpa takut, memproklamasikan bahwa
mereka telah melihat Yesus hidup.
Catatan para saksi mata melaporkan Yesus tiba-tiba muncul dihadapan para
pengkikutNya, pertama-tama perempuan. Morison heran kenapa para konspirator
menjadikan perempuan sebagai pusat rencana mereka. Pada abad pertama, perempuan
tidak punya hak apapun, milik pribadi, atau status. Jika rencana (konspirasi) itu ingin
berhasil, Morison berpikir akan masuk akal jika para konspirator menggambarkan lakilaki,
bukan perempuan, sebagai yang pertama melihat Yesus hidup. Namun kita dengar
perempuan menyentuh Dia, berbicara dengan Dia, dan yang pertama menemukan kubur
kosong.
Belakangan, menurut catatan saksi mata, semua murid melihat Yesus lebih dari 10 kali
pada peristiwa berbeda. mereka menulis Dia memperlihatkan tangan dan kakinya dan
mengatakan kepada mereka bahwa mereka boleh menyentuhNya. Dan Dia dilaporkan
makan bersama mereka dan kemudian muncul hidup kepada lebih dari 500 pengikut di
satu peristiwa.
Ahli hukum John Warwick Montgomery menjelaskan, “Pada tahun 56 (Rasul Paulus
menulis lebih dari 500 orang telah melihat Yesus bangkit dan sebagian besar dari mereka
masih hidup (1 Korintus 15:6) Orang Kristen mula-mula akan melewati batas kredibilitas
jika merekayasa cerita seperti itu dan berkhotbah diantara mereka yang mungkin dengan
mudah membantahnya dengan mempertunjukkan jenazah Yesus."[21]
Ahli Alkitab Geisler dan Turek setuju. "Jika kebangkitan tidak terjadi, kenapa Rasul
Paulus memberi begitu banyak daftar saksi mata? Dia bisa langsung kehilangan semua
kredibilitasnya dihadapan pembaca Korintus dengan berbohong sedemikian
terangnya.[22]
Petrus, dihadapan kerumunan orang di Kaisarea, mengatakan kenapa dia dan para murid
lain sangat yakin Yesus hidup.
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuatNya di tanah Yudea maupun di
Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib.
Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia
menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum
bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.
7
(Kisah Para Rasul 10:39-41)
Ahli Alkitab Inggris, Michael Green, mengatakan, "Penampakkan Yesus adalah otentik
sama seperti yang lain di era kuno itu. … Tidak ada keraguan rasional bahwa hal-hal itu
telah terjadi."[23]
Konsisten sampai Akhir
Seakan-akan laporan saksi mata tidak cukup untuk menjawab tantangan skeptisme
Morison, dia juga kaget oleh perilaku para murid. Fakta historis telah membingungkan
sejarahwan, psikolog, dan juga para kritikus bahwa ke 11 mantan pengecut itu tiba-tiba
bersedia menderita dipermalukan, disiksa, dan dibunuh. Semua murid Yesus, kecuali
satu, mati sebagai martir. Apakah mereka telah melakukan banyak hal hanya untuk
kebohongan, mengetahui bahwa merekalah yang mengambil tubuh itu?
Para martir Islam pada 11 September telah membuktikan bahwa ada orang yang bersedia
mati untuk perjuangan, yang salah, yang mereka percayai. Tapi untuk bersedia mati
martir demi sebuah kebohongan adalah gila. Seperti ditulis Paul Little, "Orang bersedia
mati demi apa yang mereka percaya itu benar, kendati sebenarnya salah. Mereka tidak
akan bersedia mati bagi apa yang mereka tahu itu kebohongan."[24] Para murid Yesus
berperilaku konsisten dengan keyakinan asli mereka bahwa pemimpin mereka hidup.
Tidak tersedia penjelasan, yang cukup, untuk menjelaskan kenapa para murid bersedia
mati untuk kebohongan yang diketahui. Tapi bahkan jika mereka semua berkonspirasi
berbohong mengenai kebangkitan Yesus, bagaimana mereka mampu memelihara
konspirasi itu selama puluhan tahun tanpa ada salah satu dari mereka menjual informasi
itu, demi uang atau jabatan? Moreland menulis,"Mereka yang berbohong demi
memperoleh keuntungan pribadi tidak akan kompak bersama-sama demikian sangat
lama."[25]
Mantan "orang bertopi" dari pemerinthan (Presiden Amerika Richard) Nixon, Chuck
Colson, yang terlibat dalam skandal Watergate, menjelaskan betapa sukarnya bagi
beberapa orang untuk mempertahankan kebohongan dalam jangka waktu lama.
"Saya tahu kebangkitan itu fakta, dan Watergage sudah membuktikannya untuk
saya. Bagaimana? Karena ada 12 orang bersaksi mereka telah melihat Yesus
bangkit dari kematian, dan mereka memproklamirkan kebenaran itu selama 40
tahun, tidak sekalipun membantahnya. Setiap orang telah dipukuli, disiksa,
dilempari batu dan dipenjarakan. Mereka tidak akan bertahan jika itu tidak benar.
Watergate melibatkan 12 orang paling berkuasa di dunia --- dan mereka tidak
mampu bertahan berbohong selama tiga minggu. Anda katakan kepada saya ke 12
rasul telah berbohong selama 40 tahun? Sangat tidak mungkin."[26]
Sesuatu terjadi sehingga mengubah segalanya bagi laki-laki dan perempuan itu. Morison
mengakui, "Siapapun yang menghadapi masalah itu cepat atau lambat akan berhadapan
dengan fakta yang tidak bisa dijelaskan. … Ini fakta … bahwa ada keyakinan mendalam
muncul dari kelompok kecil orang --- perubahan yang terikat dengan fakta bahwa Yesus
telah bangkit dari kematian."[27]
Apakah Murid-Murid Berhalusinasi?
8
Ada orang-orang yang masih berpikir mereka melihat Elvis, gemuk dan berambut abuabu,
mampir di Dunkin Donuts. Dan yang lain percaya malam sebelumnya mereka
bersama-sama mahluk luar angkasa di kapal induknya dan jadi bahan percobaan, yang
tidak bisa diungkapkan. Kadang-kadang ada orang tertentu yang bisa "melihat" hal-hal
yang ingin mereka lihat, hal-hal yang tidak benar-benar ada di sana. Dan itulah kenapa
orang mengklaim murid-murid begitu tertekan karena penyaliban dan mereka sangat
ingin melihat Yesus hidup telah menyebabkan halusinasi massal. Mungkinkah?
Psikolog Gary Collins, mantan ketua American Association of Christian Counselor,
ditanya mengenai kemungkinan halusinasi ada dibelakang perubahan radikal perilaku
para murid. Collins menjawab,"Halusinasi terjadi hanya pada individu. Oleh karena sifat
alamiahnya, hanya satu orang bisa melihat sebuah halusinasi pada satu waktu. Mereka
pasti bukanlah sesuatu yang bisa dilihat oleh sekelompok orang.[28]
Halusinasi bahkan bukan kemungkinan paling kecil, menurut psikolog Thomas J.
Thorburn. “Sama sekali tidak meyakinkan bahwa ..... lima ratus orang, dengan kondisi
pikiran baik .... mengalami semua jenis pengalaman indra --- visual, pendengaran,
sentuhan --- dan semua .... pengalaman-pengalaman itu seluruhnya disebabkan oleh ......
halusinasi”[29]
Apalagi, dalam psikologi halusinasi, seseorang perlu ada dalam kerangka berpikir dimana
mereka sangat ingin melihat seseorang sehingga orang itu terbentuk dalam pikiran
mereka. Dua pemimpin utama gereja mula-mula (purba), Yakobus dan Paulus, keduanya
berhadapan dengan Yesus, yang sudah bangkit, tanpa pernah berharap, atau
mengharapkan kesenangan. Rasul Paulus, nyatanya pernah memimpin penindasan
terhadap orang Kristen, dan pertobatannya masih tetap tidak terjelaskan kecuali oleh
testimoninya sendiri bahwa Yesus menampakkan diri untuknya.
Dari Kebohongan Sampai Legenda
Sejumlah kritikus, yang tidak yakin, melabelkan cerita kebangkitan sebagai legenda yang
dimulai oleh satu atau lebih orang berbohong atau merasa mereka melihat Yesus bangkit.
Selama perjalanan waktu, legenda tumbuh dan berbunga-bunga ketika diteruskan
berkeliling. Pada teori ini, kebangkitan Yesus disamakan dengan meja bundar Raja
Arthur, George Washington kecil yang tidak bisa berbohong, dan janji bahwa Jaminan
Sosial akan tersedia ketika kita membutuhkannya.
Tapi ada tiga masalah besar dengan teori ini.
1. Legenda jarang berkembang ketika masih banyak saksi mata hidup, yang bisa
membantahnya. Sejarahwan Romawi dan Yunani kuno, AN Sherwin-White,
berargumen bahwa berita kebangkitan tersebar telalu dini dan terlalu cepat untuk
bisa disebut sebagai legenda.[30]
2. Legenda berkembang melalui tradisi oral dan tidak melalui dokumen-dokumen
bersejarah yang bisa di verifikasi. Apalagi Injil ditulis di dalam jangka waktu tiga
dekade setelah kebangkitan.[31]
3. Teori legenda tidak cukup untuk menjelaskan fakta akan adanya kubur kosong
atau keyakinan historis, yang bisa di verifikasi, para rasul bahwa Yesus hidup.[32]
Kenapa Kekristenan Menang
9
Morison kaget dengan fakta sebuah gerakan kecil, yang tidak signifikan, mampu bertahan
terhadap tekanan keras penguasa Yahudi, juga oleh kekuatan besar Roma. Kenapa
mereka menang menghadapi semua pihak yang menentangnya?
Dia menulis, "Dalam waktu dua puluh tahun, klaim para petani Galilea ini telah
menggoyang kekuasaan Yahudi. … Dalam kurang dari lima puluh tahun, gerakan itu
sudah mulai mengancam kedamaian Kekaisaran Romawi. Ketika kita sudah mengatakan
apa yang bisa dikatakan ... kita berdiri dihadapan misteri terbesar. Kenapa mereka
menang?"[33]
Berdasarkan semua pemikiran, KeKristenan seharusnya mati di salib ketika para murid
lari ketakutan. Tapi para rasul terus membangun gerakan KeKristenan, yang terus
tumbuh.
J. N. D. Anderson menulis, "Pikirkan psikologi absurditas sebuah kelompok kecil orang
kalah, yang pengecut, bersembunyi di ruang atas, satu hari, dan beberapa hari kemudian
berubah jadi kelompok yang tidak ada satupun penindasan bisa membungkamnya -- dan
kemudian mencoba melabel perubahan dramatis ini tidak lebih meyakinkan daripada
sebuah rekayasa menyedihkan. … Ini dengan jelas tidak masuk akal.”[34]
Banyak pakar percaya (dalam perkataan komentator jaman kuno) bahwa, "darah martir
adalah bibit gereja". Sejarahwan Will Durant mengamati, "Kaisar dan Kristus telah
bertemu di arena dan Kristus menang."[35]
Kesimpulan Mengejutkan
Dengan mitos, halusinasi, dan otopsi asal-asalan tersingkirkan, dengan bukti-bukti
meyakinkan terhadap kubur kosong, dengan banyaknya saksi mata penampakkanNya,
dan dengan transformasi (perubahan) yang tidak terjelaskan dan dampaknya terhadap
dunia oleh mereka yang mengklaim telah melihatNya, Morison jadi yakin bahwa
keyakinan biasnya pada kebangkitan Yesus salah. Dia mulai menulis buku yang berbeda
—berjudul Who Moved the Stone?—untuk merinci kesimpulan-kesimpulan barunya.
Morison hanya mengikuti jejak bukti-bukti, petunjuk demi petunjuk, sampai kebenaran
kasus itu menjadi jelas baginya. Kejutannya adalah bukti-bukti itu telah membawanya
menjadi percaya terhadap kebangkitan.
Di bab pertama bukunya, "Buku yang Menolak untuk Ditulis", mantan kritikus (skeptis)
ini menjelaskan bagaimana bukti-bukti meyakinkan Dia bahwa kebangkitan Yesus adalah
kejadian nyata historis. "Itu seperti seseorang berjalan menembus hutan mengikuti jalur,
yang dikenal dan sering dilewati, dan keluar dengan tiba-tiba ditempat yang dia tidak
harapkan."[36]
Morison tidak sendirian. Tak terhitung banyaknya para kritikus lain setelah meneliti
bukti-bukti kebangkitan Yesus, menerimanya sebagai fakta menakjubkan dalam sejarah
manusia. Namun kebangkitan Yesus Kristus mengangkat pertanyaan: Fakta bahwa Yesus
mengalahkan kematian, apa hubungannya dengan kehidupan saya? Jawaban pertanyaan
itu merupakan isi seluruh Perjanjian Baru KeKristenan
Apa Yang Yesus Katakan Setelah Kita Mati?
Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, maka Dia seharusnya tahu ada apa setelah
kematian itu. Apa yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan dan masa depan kita?
10
Apakah ada banyak jalan ke ALLAH atau klaim hanya Yesus satu-satunya jalan? Baca
jawaban yang mengejutkan di "Kenapa Yesus"
Klik disini untuk membaca "Kenapa Yesus" dan temukan apa yang Yesus katakan
mengenai kehidupan setelah kematian.
Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?
"Kenapa Yesus?" meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah
Yesus menjawab pertanyaan besar kehidupan, "Siapa saya!?" "Kenapa saya disini?" dan,
"Kemana saya pergi?" Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian
orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi
dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai
kehidupan dan tujuan kita ada disini di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita
menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa
Yesus datang di dunia.
Klik disini untuk menemukan bagaimana Yesus bisa memberi arti kehidupan.
ENDNOTES
1. Paul Edwards, “Great Minds: Bertrand Russell,” Free Inquiry, December 2004/January
2005, 46.
2. R. C. Sproul, Reason to Believe (Grand Rapids, MI: Lamplighter, 1982), 44.
3. Josh McDowell, The New Evidence That Demands a Verdict (San Bernardino, CA: Here’s
††††Life, 1999), 203.
4. Bertrand Russell, Why I Am Not a Christian (New York: Simon & Schuster, 1957), 16.
5. Joseph Campbell, an interview with Bill Moyers, Joseph Campbell and the Power of Myth,
PBS TV special, 1988.
6. Michael J. Wilkins and J. P. Moreland, eds, Jesus Under Fire (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1995), 2.
7. “What Is a Skeptic?” editorial in Skeptic, vol 11, no. 2), 5.
8. Wilbur M. Smith, A Great Certainty in This Hour of World Crises (Wheaton, ILL: Van
Kampen Press, 1951), 10, 11
9. Historian Will Durant reported, “About the middle of this first century a pagan named
Thallus … argued that the abnormal darkness alleged to have accompanied the death of
Christ was a purely natural phenomenon and coincidence; the argument took the
existence of Christ for granted. The denial of that existence never seems to have
occurred even to the bitterest gentile or Jewish opponents of nascent Christianity.” Will
Durant, Caesar and Christ, vol. 3 of The Story of Civilization (New York: Simon &
Schuster, 1972), 555.
10. Quoted in J. P. Moreland interview, Lee Strobel, The Case for Christ (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1998), 246.
11. Peter Steinfels, “Jesus Died—And Then What Happened?” New York Times, April 3,
1988, E9.
12. William D. Edwards, M.D., et al., “On the Physical Death of Jesus Christ,” Journal of the
American Medical Association 255:11, March 21, 1986.
13. Lucian, Peregrinus Proteus.
14. Josephus, Flavius, Antiquities of the Jews, 18. 63, 64. [Although portions of Josephus’
comments about Jesus have been disputed, this reference to Pilate condemning him to
the cross is deemed authentic by most scholars.]
11
15. Tacitus, Annals, 15, 44. In Great Books of the Western World, ed. By Robert Maynard
Hutchins, Vol. 15, The Annals and The Histories by Cornelius Tacitus (Chicago: William
Benton, 1952).
16. Gary R. Habermas and Michael R. Licona, The Case for the Resurrection of Jesus
(Grand Rapids, MI: Kregel, 2004), 49.
17. Frank Morison, Who Moved the Stone? (Grand Rapids, MI: Lamplighter, 1958), 9.
18. Paul L. Maier, Independent Press Telegram, Long Beach, CA: April 21, 1973.
19. Quoted in Josh McDowell, The Resurrection Factor (San Bernardino, CA: Here’s Life,
1981), 66.
20. Paul Johnson, A History of the Jews (New York: Harper & Row, 1988), 130.
21. John W. Montgomery, History and Christianity (Downers Grove, ILL: InterVarsity Press,
1971), 78.
22. Norman L. Geisler and Frank Turek, I Don’t Have Enough Faith to Be an Atheist
(Wheaton, IL: Crossway, 2004), 243.
23. Michael Green, The Empty Cross of Jesus (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1984), 97,
quoted in John Ankerberg and John Weldon, Knowing the Truth about the Resurrection
(Eugene, OR: Harvest House), 22.
24. Paul Little, Know Why You Believe (Wheaton, IL: Victor, 1967), 44.
25. J. P. Moreland, Scaling the Secular City, (Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000),
172.
26. Charles Colson, “The Paradox of Power,” Power to Change,
www.powertochange.ie/changed/index_Leaders.
27. Morison, 104.
28. Gary Collins quoted in Strobel, 238.
29. Thomas James Thorburn, The Resurrection Narratives and Modern Criticism (London:
Kegan Paul, Trench, Trubner & Co., Ltd., 1910.), 158, 159.
30. Sherwin-White, Roman Society, 190.
31. Habermas and Licona, 85.
32. Habermas and Licona, 87.
33. Morison, 115.
34. J. N. D. Anderson, “The Resurrection of Jesus Christ,” Christianity Today, 12. April, 1968.
35. Durant, Caesar and Christ, 652.
36. Morison, 9.
Permission to reproduce this article: Publisher grants permission to reproduce this
material without written approval, but only in its entirety and only for non-profit use. No
part of this material may be altered or used out of context without publisher’s written
permission. Printed copies of Y-Origins and Y-Jesus magazine may be ordered at:
www.JesusOnline.com/product_page
© 2007 B&L Publications. This article is a supplement to Y-Jesus magazine by Bright
Media Foundation & B&L Publications: Larry Chapman, Chief Editor.

Apakah Yesus itu Mesias?

Bukti apa yang ada sehingga Yesus benar-benar seperti yang diklamNya? Bagaimana kita
tahu Dia bukanlah semacam penipu? Mari kita lihat beberapa penipu ternama dan kita
lihat apakah julukan itu sesuai dengan Yesus, atau apa ada bukti-bukti yang mendukung
klaimNya.
Ferdinand Waldo Demara Jr. diberi julukan, penipu besar. Demara menyamar jadi
psikolog, dosen, dekan, guru sekolah, dan sipir penjara. Bahkan dia pernah melakukan
operasi-operasi, berpura-pura jadi dokter.
Beberapa yang lain mengatakan Frank Abagnale adalah penipu/penyamar yang lebih
hebat lagi. Pada usia 16 sampai 21 tahun, Abagnale adalah penipu terbesar saat itu. Dia
berhasil memperoleh $2.5 juta dengan cek palsu diseluruh 50 negara bagian Amerika dan
di 26 negara lain. Dia juga berhasil menyamar sebagai pilot pesawat, pengacara, dosen,
dan dokter sebelum berhasil ditangkap oleh Polisi Prancis.
Jika cerita ini cukup akrab dengan anda, mungkin karena anda telah menonton film, yang
dibuat tahun 2002, berjudul Catch Me If You Can, Abagnale diperani oleh Leonardo
DiCaprio ( yang sukses sebagai aktor di film Titanic).
Bagaimana melampaui aksi Abagmale sebagai penipu paling tersohor? Yah, jika Yesus
Kristus bukanlah Mesias, seperti klaimNya, maka Dia tidak punya pesaing. Kita tidak
membicarakan ribuan orang yang berhasil ditipu, pada kasus Abagnale. Jika Yesus
Kristus adalah penipu, maka aksiNya telah berhasil menipu miliaran orang dan mengubah
sejarah selama 2.000 tahun terakhir ini.
Jadi, apakah Yesus adalah Mesias palsi, yang berhasil menipu para ahli agama
terkemuka. Apa mungkin dia dibesarkan oleh orang tuanya atau mentor, yang tidak
diungkapkan, untuk menjadi raja Israel, yang telah lama dijanjikan dan dicari?
Pada kenyataannya, jika Yesus seorang penipu, Dia bukanlah orang pertama dalam
sejarah Israel yang berbohong bahwa dia adalah Mesias. Selama ratusan tahun sebelum
kelahiran Kristus dan sesudahnya, banyak orang mengklaim dirinya Mesias, yang
belakangan terbukti hanyalah kebohongan atau orang gila biasa.
Nubuat Yahudi kuno telah sangat jelas memprediksi pemerintahan seorang raja, dimasa
depan, yang akan memberi kedamaian Israel dan jadi Penyelamatnya. Harapan ini
menyelimuti negeri dan menumbuhkan harapan dan aspirasi orang Yahudi. Dalam
suasana seperti Israel, seseorang, yang kualifikasinya kurang, bisakah didorong untuk
atau dicetak sesuai dengan (kriteria) Mesias? Untuk menjawab pertanyaan ini ada di
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias.
2
Perantara Allah
Menurut kitab-kitab suci, Allah orang Yahudi berbicara kepada umatnya melalui nabinabi,
laki-laki dan perempuan yang mendengarkan Allah dan mungkin atau mungkin
tidak bagian dari kalangan religius (pekerja di rumah ibadah). Pesan nabi sebagian untuk
masa itu dan yang lain untuk masa depan. Apapun pesannya, mereka berperan
memproklamirkan pernyataan Allah kepada umatNya.
Secara umum, menjadi nabi sama dengan bekerja di pengepakan daging, yang merupakan
salah satu pekerjaan paling berbahaya di dunia. Bahkan jika mereka mengatakan
kebenaran, nabi-nabi mungkin dibunuh atau dimasukkan penjara oleh orang-orang yang
tidak senang atas perkataan mereka. (Banyak raja membenci kabar buruk.) Menurut
catatan sejarah, Nabi Elisa digergaji jadi dua.
Jadi pertimbangkan dilema seorang nabi: pasti mati jika dia terbukti salah dan
kemunkinan juga mati jika dia benar. Nabi, yang sebenarnya/asli, tidak ingin
menyinggung Allah, dan hanya sedikit yang ingin digergaji jadi dua.
Jadi kebanyakan nabi menunggu sampai mereka sungguh-sungguh yakin bahwa Allah
sudah berbicara, atau mereka lebih suka diam. Raja-raja akan gemetar mendengar katakata
mereka. Pesan nabi, yang benar, tidak pernah salah.
Sekarang pertanyaannya: bagaimana akurasi nabi jaman Aliktab dibandingkan dengan
paranormal masa kini?
Nabi Vs Paranormal?
Untuk mempertimbagkan apakah akurasi paranormal masa kini mendekati akurasi nabinabi
Alkitab, kita bisa mengambil Jean Dixon sebagai studi kasus. Paranormal Amerika
ini tampaknya punya kemampuan khusus untuk memperkirakan kejadian-kejadian masa
depan. Tapi berdasarkan analisa reputasinya, tampaknya tidak bisa dijamin.
Conothnya, Dixon punya visi bahwa pada 5 Februari 1962 seorang anak lahir di Timur
Tengah, yang akan mengubah dunia pada tahun 2000. Orang ini akan menciptakan satu
agama dunia dan membawa perdamaian abadi. Dia melihat salib membesar diatas orang
itu sampai seluruhnya meliputi bumi. Menurut Dixon, anak ini keturunan Ratu Mesir
Nefertiti.[1]
Dimana orang ini? Apa anda melihatnya? Dan bagaimana dengan perdamaian abadi
dunia?
Nyatanya, pencarian melelahkan prediksinya memberi dua hasil fakta yang tidak bisa
diperdebatkan. Tingkat akurasinya sama dengan siapapun yang memperkirakan masa
depan, dan pemenuhan ramalannya, yang paling luas dipublikasikan, adalah ramalan3
ramalan yang secara sengaja dibuat kabur sehingga sejumlah kejadian bisa disebut
sebagai pemenuhannya.
Bahkan ramalan-ramalan, yang paling dipublikasikan, dari Nostradamus sering salah
mesipun ramalannya juga kabur, yang sebenarnya sukar dibantah.[2] Contohnya, ini
salah satu perkiraan Nostradamus:
"Ambil Dewi Bulan, untuk Harinya dan Gerakannya: seorang pengelana yang
panik dan menyaksikan Hukum Para Dewa, dalam kebangkitan wilayah besar di
Dunia atas kehendak Dewa (Seseorang Menghendakinya)[3]
Disebutkan ini mengenai kematian Putri Diana. (Anda mungkin berpendapat Margaret
Thatcher.) Ramalan-ramalan semacam ini melihat sama seperti melihat sebuah gambaran
sesuatu di awan. Tapi tetap ada yang memaksakan bahwa ini adalah bukti pemenuhan
ramalan Nostradamus. Sangat diragukan, tapi sukar dibantah.
Dan itulah secara umum rekam kerja dari paranormal. Ketika "The People's Almanac"
meriset ramalan-ramalan 25 paranormal terkenal, 92 persen ramalan terbukti salah. Sisa 8
persen dipertanyakan dan bisa dijelaskan hanya karena kebetulan atau karena
pengetahuan umum dari situasi.[4] Dalam percobaan dengan paranormal terkemuka
dunia, tingkat akurasi mereka ada disekitar 11 persen, yang mungkin tidak begitu buruk
kecuali ternyata orang biasa yang membuat perkiraan random mengenai masa depan juga
punya presentase yang sama. Hal ini tidaklah berarti menolak semua perkiraan masa
depan, tapi sudah pasti bisa menjelaskan kenapa paranormal tidak menang lotre.
Perbedaan antara paranormal dengan nabi tampaknya lebih karena jenisnya bukan
tingkatannya. Nabi membuat deklarasi khusus mengenai kejadian di masa depan dalam
hubungannya dengan pengungkapan rencana Allah dan melalukannya dengan akurasi
penuh. Peramal lebih seperti pedagang, memberikan gambaran kabur masa depan kepada
pasar yang membayar pelayannya. Mereka menawarkan informasi sensional, tapi dengan
rekam jejak jelek.
Nubuat Religius Dalam Perspektif
Nubuatan bisa seperti mistis, metafisik, dan ---tidak ada kata lebih baik--- menyeramkan.
Nubuat memperlihatkan gambaran mengejutkan seperti berhubungan dengan orang yang
sudah mati dan dunia lain. Dalam film Star War ada ramalan tentang seseorang yang
akan memabawa keseimbangan Kekuatan (Force). Film Lord of the Rings berkisah
tentang tema disekitar ramalan. Tapi itu semua dunia imajinasi.
Di dunia nyata, dikatakan jika seseorang tahu satu menit saja di masa depan dia akan
menguasai dunia. Pikirkan hal ini. Satu menit tahu pasti apa yang akan keluar di kasino
Trump. Anda akan jadi orang terkaya di dunia dan Donald (Trump) akan jadi petugas
pos.
4
Tapi di dunia agama, ramalan punya fungsi penting. Nubuat jadi jalan kepastian untuk
mengetahui apakan seseorang datang dari Allah atau bukan, karena Allah Mahatahu pasti
tahu masa depan. Pada poin ini nubuatan di Perjanjian Lama menjadi unik, karena
sebagian besar buku suci dari agamam lain menghindari nubuatan prediksi masa depan.
Contohnya, kitab suci Book of Mormon dan Hindu Veda mengklaim diinspirasi oleh
Yang Mahakuasa, tidak ada cara untuk mengkonfirmasi klaim mereka; anda hanya
dibiarkan dengan, "Ya, itu tampaknya yang mungkin dikatakan oleh Allah."
Ahli Alkitab Wolbur Smith membandingkan nubuatan Alkitab dengan buku sejarah lain,
mengatakan, "Alkitab adalah satu-satunya buku yang pernah diproduksi oleh manusia,
atau kelompok manusia, dimana banyak nubuatan berkaitan dengan negara-negara
individu, kepada Israel, kepada semua orang di dunia, kepada kota-kota tertentu, dan
kepada seseorang yang akan datang yang akan jadi Mesias."[5] Jadi Alkitab mendasarkan
klaim-klaimnya sedemikian rupa sehingga Alkitab itu bisa diterima atau ditolak.
Jika anda memasukkan tingkat akurasi kedalam perspektif harian, anda akan melihat
betapa menakjubkannya. Contohnya, akan jadi mujizat jika pada tahun 1910 anda sudah
memperkirakan seseorang bernama George Bush akan memenangkan pemilihan umum
tahun 2000. Tapi bayangkan anda juga mengikutkan rincian ini dalam prediksi anda:
• Kandidat yang mengumpulkan suara total terbanyak akan kalah.
• Semua jaringan televisi akan mengumumkan pemenangnya dan kemudian mereka
semua menasik pernyataan itu.
• Satu negara bagian (Florida) akan menentukan hasil pemilihan
• Amerika. Makamah Agung akhirnya yang memutuskan siapa pemenangnya.
Ketika itu semua terjadi, akan ada gereja-gereja dengan nama anda dan kartun-kartun
dengan wajah mirip anda. Tapi kan anda tidak melakukannya, jadi semuanya tidak ada.
Betapa sukarnya (atau tidak mungkin) pada tahun 1910 untuk secara akurat
memperkirakan peristiwa-peristiwa yang berurutan semacam itu, disisi lain makin sangat
sulit bagi Yesus, atau siapapun, untuk memenuhi semua nubuatan Yahudi bagi Mesias.
Di dalam Perjanjian Lama, ditulis ratusan tahun sebelum kelahiran Yesus, ada 61
nubuatan khusus dan hampir 300 referensi mengenai Mesias.[6]
Berdasarkan syarat Yahudi bahwa nubuatan harus 100 persen akurasinya, Mesias, yang
asli, Israel harus memenuhi semuanya atau dia bukan Mesias. Jadi pertanyaannya adalah
apakah Yesus terbukti atau jadi penipu terbesar dunia, dalam memenuhi semua nubuatan
Perjanjian Lama.
Apa Hasilnya?
Mari kita lihat dua nubuat khusus tentang Mesias di Perjanjian Lama
5
"Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil diantara kaum-kaum
Yehuda. dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel,
yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala."(Mikha 5:1)
"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung, dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan Ia akan menamakan Dia Imanuel. (Yesaya 7:14)
Sekarang, sebelum mempertimbangkan 59 nubuatan lainnya, anda perlu berhenti dan
bertanya kepada diri sendiri seberapa banyak orang yang masuk kategori ini untuk
berpotensi jadi Mesias disepenjang sejarah, yang lahir dari seorang perempuan perawan
di kota Bethlehem. "Baiklah, lihat, ada tetangga saya George, tapi tidak; dia lahir di
Brooklyn." Dalam kasus 61 nubuatan rinci dipenuhi oleh satu orang, kita berbiacara
tentang kemungkinannya sangat mungkin tidak mungkin.
Ketika ilmuwan forensik menemukan profil DNA cocok, kemungkian salah orang adalah
kurang dari satu berbanding beberapa miliar (sebenarnya hanya ingin mengingatkan saja
bahwa ada kemungkinan salah betapapun kecilnya). Tampaknya kita punya kemunkinan
yang sama, dan banyak angka nol, dalam menilai satu orang memenuhi semua nubuatan
itu.
Profesor Peter Stoner, ahli matematika, memberi 600 muridnya soal matematika
probabilitas yang akan menentukan kemungkinan satu orang memenuhi delapan
nubuatan khusus. (Ini tidak sama dengan melemparkan koin delapan kali berturut-turur
dan menghitung kepala yang muncul) Pertama para murid harus menghitung
kemungkinan satu orang memenuhi semua kondiri satu nubuatan, seperti dikhianati
teman demi 30 keping perak. Kemudian para murid memperlihatkan perkiraan terbaik
mereka akan kemungkinan seseorang memenuhi delapan nubuatan secara keseluruhan.
Para murid menghitung kemungkinan satu orang memenuhi seluruh delapan nubuatan
adalah satu berbanding sepuluh pangkat 21.(1021). Untuk menggambarkan angka itu,
Stoner memberikan contoh,"Pertama-tama, selimuti seluruh Bumi dengan koin dolar
setinggi 120 kaki. Kedua, tandai satu dari koin dolar itu dan secara random menguburnya.
Ketiga, minta seseorang mengelilingi dunia untuk mencari dan menemukan koin dolar
yang sudah ditandai sambil matanya ditutup.[7]
Orang bisa melakukan hal-hal menakjubkan dengan angka (terutama dengan nama
keluarga dan semacamnya), jadi cukup penting dicatat bahwa upaya Stoner diteliti oleh
American Scientific Association, yang menyatakan, "Analisa matematika berdasarkan
prinsip probabilitas yang bisa diandalkan dan Profesor Stoner telah menerapkan prinsipprinsip
ini dengan tepat dan meyakinkan."[8]
Dengan perkenalan itu, mari kita tambahkan enam prediksi kepada dua yang sudah
dipertimbangkan sehingga total delapan seperti Profesor Stoner.
6
Nubuat: Mesias akan berasal dari garis
keturunan Raja Daud.
Yeremia 23:5
tahun 600 SM.
Pemenuhan: "Yesus ... anak Daud ...."
Lukas 3:23, 31
tahun 4 SM
Nubuat: Mesias akan dikhianati dengan
bayaran 30 keping perak.
Zacharias 11:13
tahun 487 SM.
Pemenuhan: "Mereka memberi dia tiga
puluh keping perak."
Matius 26:15
tahun 30
Nubuat: Tangan dan kaki Mesias akan
ditusuk.
Mazmur 22:16
tahun 1000 SM.
Pemenuhan: "Ketika mereka sampai di
tempat yang bernama Tengkorak mereka
menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua
orang penjahat itu, yang seorang di
sebelah kananNya dan yang lain di
sebelah kiriNya."
Lukas 23:33
tahun 30
Nubuat: Orang akan mengundi untuk
mendapakan jubah Mesias.
Mazmur 22:18
tahun 1000 SM.
Pemenuhan: "Prajurit-prajurit .... dan
jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya
satu tenunan saja. Karena itu mereka
berkata seorang kepada yang lain,
"Janganlah kita membaginya menjadi
beberapa potong, tetapi baiklah kita
membuang undi untuk menentukan siapa
yang mendapatkannya."
Yohanes 19:23-24
tahun 30
Nubuat: Mesias akan datang menaiki
keledai.
Zacharias 9:9
tahun 500 SM.
Pemenuhan: "Mereka membawa keledai
betina itu bersama anaknya, lalu
mengalasinya dengan pakaian mreka dan
Yesuspun naik ke atasnya."
Matius 21:7
tahun 30
Nubuat: Seorang utusan akan dikirim
untuk mengumumkan kedatangan
Mesias.
Maleakhi 3:1
tahun 500 SM.
Pemenuhan: Yohanes menjawab mereka,
katanya,"Aku membaptis dengan air;
tetapi ditengah-tengah kamu berdiri Dia
yang tidak kamu kenal."
Yohanes 1:26
Tahun 27.
Ke delapan nubuatan, yang kita teliti mengenai Mesias ditulis oleh orang-orang dengan
waktu dan tempat berbeda antara 500 sampai 1.000 tahun sebelum Yesus lahir. Jadi tidak
ada kesempatan untuk melakukan kolusi diantara mereka. catat juga kehususannya. Ini
bukan jenis prediksi Nostradamus --"Ketika bulan berubah jadi hijau, biji lima akan jatuh
dan tertutupi di pinggir jalan"
7
Diluar Kontrolnya
Bayangkan memenangkan lotre Powerball hanya dengan satu tiket, diantara puluhan juta
tiket yang terjual. Sekarang, bayangkan berhasil memenangkan lotre seperti itu ratusan
kali. Apa yang anda pikirkan? Benar, "Itu dicurangi!"
Dan selama bertahun-tahun klaim yang sama dikeluarkan oleh orang skeptis mengenai
pemenuhan nubuatan Perjanjian Lama oleh Yesus. Mereka mengakui Yesus memenuhi
nubuatan mesianik tapi menuduh Dia hidup dengan cara tertentu untuk dengan sengaja
memenuhinya. Kelihatan seperti alasan yang cukup masuk akal, tapi bukan tanpa
keraguan.
Lihat kondisi empat saja nubuatan mesias:
• Dia keturunan Daud (Yeremia 23:5).
• Dia akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2).
• Dia akan lari (mengungsi) ke Mesir (Hosea 11:1).
• Dia akan tinggal di Nazareth (Yesaya 11:1).[9]
Sekarang, bagaimana Yesus bisa memenuhi nubuatan itu? Dia dan orang tuanya tidak
punya kontrol atas nenek moyangNya. Kelahiran Yesus di Betlehem adalah dikarenakan
adanya sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustus. Orang tuanya pindah ke Mesir
karena dipicu oleh penindasan Raja Herodes. Dan ketika Herodes mati, orang tua Yesus
langsung memutuskan untuk kembali pulang ke Nazareth.
Bahkan jika pada usia muda seorang peniru Yesus membaca nubuat-nubuat yang secara
tidak sengaja dipenuhi dan memutuskan untuk terus memenuhi seluruhnya (sama seperti
seseorang memutuskan untuk menembak bulan dalam permainan kartu Heart), dia tidak
mungkin menang. Pertimbangkan beberapa faktor dalam nubuat-nubuat yang sudah kita
lihat: Mesias akan dikhianati dengan 30 keping perak; Dia akan dibunuh dengan cara
disalib; dan orang akan mengundi jubahNya. Semua nubuatan ini terpenuhi oleh Yesus,
lalu kontrol seperti apa yang dimiliki untuk memenuhi setiap nubuatan itu?
Para ahli Alkitab menjelaskan kepada kita sekitar 300 referensi dengan 61 nubuatan
khusus Mesias dipenuhi oleh Yesus Kristus. Kemungkinan seseorang memenuhi begitu
banyak nubuatan akan ada diluar semua kemungkinan matematis. Hal itu tidak akan
pernah terjadi, tidak perduli berapa banyak waktu didedikasikan. Seorang
matematikawan memperkirakan ketidak-mungkinan itu seperti, "satu banding satu miliar,
miliar, miliar, miliar, miliar, miliar, miliar, miliar."[10]
Bertrand Russell, ateis, ditanya, dipublikasikan majalah Look, bukti apa yang akan
membuatnya percaya pada Allah. Russell menjawab,"Jika saya mendengar suara dari
surga dan (suara) itu memprediksi rankaian peristiwa dan itu terjadi, maka saya pikir saya
harus percaya ada semacam pribadi supernatural."
8
Ahli Alkitab Norman Geisler merespon skeptisme Russell, "Saya aakn katakan, tuan
Russell, sudah ada suara dari sorga; (suara) itu sudah memprediksi banyak hal; dan kita
sudah melihatnya terjadi, tanpa bisa dibantah."[11] Geisler menyatakan secara tidak
langsung bahwa pada kenyatannya hanya Pribadi transenden di luar waktu yang bisa
secara akurat memperkirakan kejadian masa depan.
Bukti Di Dalam Toples
Kita melihat bukti pemenuhan nubuat mesianik Yesus dari semua arah, tapi belum yang
satu ini. Bagaimana jika orang Kristen yang mnulis kopi kitab Yesaya dan buku-buku
nabi lain di Perjanjian Lama mengubahnya untuk disesuaikan dengan kehidupan Yesus?
Inilah pertanyaan banyak ahli dan skeptis tanyakan. Tampaknya mungkin, kendati sekilas
agak diragukan. Jawaban ini akan mencegah kita menjadikan Yesus sebagai penipu, yang
kemungkinannya sangat kecil, dan hal itu akan menjelaskan akurasi menakjubkan
pemenuhanNya atas nubuatan. Jadi, bagaimana kita tahu buku-buku nabi di Perjanjian
Lama, seperti Yesaya, Daniel, dan Mikha, ditulis ratusan tahun sebelum Yesus lahir? Dan
jika memang benar, bagaimana kita tahu orang Kristen tidak mengubah teksnya
dikemudian hari?
Selama 1.900 tahun, banyak skeptis memegang teguh teori, berdasarkan ketidakmampuan
manusia memprediksi masa depan. Tapi kemudian terjadi sesuatu yang
melenyapkan antusiasme terhadap konspirasi semacam itu. Sesuatu yang disebut
Gulungan Laut Mati.
Setengah abad silam, penemuan Gulungan Laut Mati memberi para ahli Alkitab kopikopi
buku-buku Perjanjian Lama yang jauh lebih tua dari yang selama ini diketahui. Testes
ekstensif membuktikan banyak dari kopi-kopi ini dibuat sebelum Yesus Kristus hidup.
Dan mereka benar-benar identik dengan teks-teks Alkitab yang sudah kita gunakan
selama ini.
Akibatnya, bahkan para ahli yang menolak Yesus sebagai Mesias menerima manuskripmanuskrip
Perjanjian Lama bertarik sebelum kelahiranNya dan karena itu bisa
disimpulkan nubuat-nubuat mengenai Mesias yang ada didalamnya tidak diubah untuk
disesuaikan dengan Yesus.
Jika prediksi-prediksi dipenuhi begitu akurat melalui kehidupan Yesus, tampaknya akan
logis untuk merenungkan kenapa semua orang di Israel tidak bisa melihat itu. Tapi ketika
salib didirikan, tidak semua orang melihatnya. Seperti dikatakan Yohanes tentang Yesus,
" Tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya." (Yohanes 1:11). Kenapa ?
Dengan pertimbangkan sejarah perjuangan Israel, tidak sukar untuk membaca informasi
(nubuat-nubuat) Mesias sebagai pejuang kemerdekaan politik. Bisa dipahami bagaimana
orang Yahudi abad pertama mungkin berpikir, bagaimana mungkin Mesias telah datang
dan Israel masih tetap ditindas dibawah penjajahan Romawi?
9
Pada saat Yesus memenuhi nubuatan mesianik, Dia melakukannya dengan cara yang
tidak diperkirakan oleh seorangpun. Dia mengobarkan revolusi moral dan spiritual, bukan
politik, mencapai tujuan-tujuanNya melalui pengorbanan-diri dan melayani dengan
rendah hati, menyembuhkan, dan mengajar. Sementara isu, Israel sedang menunggu
Musa atau Yoshua lain, yang akan memimpin mereka untuk menaklukkan untuk
memperoleh kembali kerajaan mereka, yang hilang.
Tentu saja, banyak orang Yahudi , pada masa Yesus, tidak mengakui Dia sebagai Mesias
--- seluruh pondasi gereja Kristen adalah orang Yahudi. Namun bukan mayoritasnya. Dan
tidaklah sukar untuk mengerti kenapa.
Agar lebih baik memahami salah-paham orang Yahudi abad pertama, pertimbangkanlah
nubuat yang ditulis 700 tahun sebelum Yesus lahir oleh nabi Yesaya. Apakah ini merujuk
pada Yesus?
"Kita sekalian sesat seperti domba. masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri. tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
"Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.
seperti anak domba yang dibawa kepembantaian; seperti induk domba yang kelu
di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah
yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup dan
karena pemberontakan umatKu dia kena tulah. Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia tulah, dipukul dan ditindas Allah. Sekalipiun ia tidak berbuat
kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya Orang menempatkan kuburnya di
antara orang-orang fasik".
"Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut. . . Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melhat
terang dan menjadi puas; dan hambaKu itu, sebagai orang" (Bagian dari Yesaya
53:6-11)
Ketika Yesus tergantung di salib, sebagian orang dan bisa dipahami mungkin telah
berpikir, bagaimana bisa ini Mesias? Pada saat yang sama, orang lain mungkin
merenung, siapa selain Yesus yang dikatakan Yesaya?
Tidak Mungkin Penipu
Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar Yesus memenuhi begitu banyak nubuatan yang
ditulis ratusan tahun sebelum kelahirannya? Leonardo DiCaprio ... Maksud saya, Frank
Abagnale mungkin peniru yang bagus, tapi bahkan dia tertangkap ketika dia sudah cukup
umur untuk minum bir secara legal.
10
Yesus tidak kelihatan lebih hebat dari Frank Abagnale. Dia ada di kategori berbeda.
Tidak ada peniru yang bisa memenuhi begitu banyak nubuatan Yahudi.
Dan apa artinya? Dua kesimpulan muncul: Pertama, hanya Pribadi transenden yang
mampu mengatur semua peristiwa. Dan kedua, itu membuat semua klaim Yesus kredibel
dan pantas dipertimbangkan dengan serius.
Dalam Injil Yohanes, Yesus membuat klaim, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup"
Bukti-bukti melimpah tampaknya memberi indikasi bahwa tanda tangan di cek itu bukan
palsu.
Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?
Pertanyaan terbesar masa kini adalah, "Siapa sebenarnya Yesus Kristus? Apakah dia
hanya seorang luar biasa, atau dia ALLAH dalam daging, seperti dipercayai oleh para
muridNya Paulus, Johannes, dan yang lainnya.
Para saksi mata, bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya
Dia bangkit secara fisik dari kematian setelah penyalibannya. Jika mereka salah maka
KeKristenan didirikan diatas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat seperti itu
secara memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diriNya, dan kita.
Tapi apakah kita percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah
ada bukti historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk
membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?
Apa Yang Yesus Katakan Setelah Kita Mati?
Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, maka Dia seharusnya tahu ada apa setelah
kematian itu. Apa yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan dan masa depan kita?
Apakah ada banyak jalan ke ALLAH atau klaim hanya Yesus satu-satunya jalan? Baca
dan mulai menjawab "Kenapa Yesus?"
Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?
"Kenapa Yesus?" meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah
Yesus menjawab pertanyaan besar kehidupan, "Siapa saya!?" "Kenapa saya disini?" dan,
"Kemana saya pergi?" Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian
orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi
dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai
kehidupan dan tujuan kita ada disini di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita
menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa
Yesus datang di dunia.
11
Endnotes
1. Terence Hines, Pseudoscience and the Paranormal (Buffalo, NY: Prometheus Books,
2003), 193.
2. Josh McDowell, The New Evidence That Demands a Verdict (San Bernardino, CA:
Here's Life Publishers, 1999), 194.
3. Prediction 3, Quatrain 2, 28.
4. McDowell, Ibid.
5. Quoted in McDowell, 12-13.
6. McDowell, 164-193.
7. Peter W. Stoner, Science Speaks (Chicago: Moody Press, 1958), 97-110.
8. Stoner, 5.
9. The Hebrew word netzer, appearing in Isaiah 11:1, is believed by many to refer to
Nazareth, Jesus' hometown.
10. Lee Strobel, The Case for Faith
Permission to reproduce this article: Publisher grants permission to reproduce this material without written
approval, but only in its entirety and only for non-profit use. No part of this material may be altered or used
out of context without publisher’s written permission. Printed copies of Y-Origins and Y-Jesus magazine
may be ordered at: www.JesusOnline.com/product_page
© 2007 B&L Publications. This article is a supplement to Y-Jesus magazine by Bright Media Foundation
& B&L Publications: Larry Chapman, Chief Editor.